Bertindak Bijaksana

0
646 views
Tak Bijak, Bilamana Selalu Terlalu Perhitungan

Jumat, 26 Agustus 2022

  • 1Kor. 1:17-25.
  • Mzm. 33:1-2,4-5,10ab,11.
  • Mat. 25:1-13.

BETAPA besar penyesalan kita, jika kesempatan yang baik terlewatkan begitu saja karena keteledoran kita.

Banyak dari kita ini diubah oleh penyesalan. Karena sesungguhnya setiap penyesalan yang kita rasakan di masa lalu sedikit banyak telah mengubah sikap dan pandangan hidup kita.

Hal-hal yang kita sesali dalam hidup ini, berkaitan dengan kepribadian kita, dan penyesalan itu menentukan jalan hidup kita dengan cara yang lebih baik.

Penyesalan membuat kita menyadari tentang berbagai peluang yang terlewatkan dan idealnya membuat kita menghindari kesalahan yang sama di masa depan.

Penyesalan bisa menjadi langkah awal kita membangun hidup yang bijaksana.

Seorang bapak begitu menyesal, karena terlalu cepat membagi warisan kepada anak-anaknya.

Dia tidak menyangka bahwa setelah menerima warisan, anak-anaknya menjadi berubah sikapnya.

Bahkan yang paling membuatnya sedih dan menyesal adalah anak yang satu dengan yang lain tidak lagi saling menghargai; bahkan tidak rukun dan akrab seperti dulu.

Di usia senjanya bapak itu, justru merasa hampa, kesepian, jauh dari kehangatan anak cucu.

Dia sudah berusaha bersikap seadil-adilnya, namun tetap saja ada anak kurang menerima dan merasa diperlakukan tidak sama dengan yang lain.

Penyesalannya bukan soal warisan yang telah dibagi. Namun terletak pada sikap dan perilaku anak-anaknya yang tidak bisa bersyukur dan selalu merasa kurang.

“Seandainya saya bisa memutar waktu, saya ingin mendidik anak-anak sejak kecil menjadi orang yang bisa bersyukur dan tidak melihat harta benda sebagai tujuan hidup ini,” kata bapak itu.

“Saya kurang bijaksana selama ini, karena menjadikan materi sebagai tujuan hidup,” sesalnya.

“Selama ini, anak-anak sebenarnya tidak membutuhkan diriku. Mereka hanya butuh harta benda dariku,” ujarnya.

“Saya gagal dan tidak bijaksana dalam mendampingi anak-anak,” tuturnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”

Bersikap bijaksana merupakan salah satu unsur penting dalam hal wawas diri.

Sikap yang bijaksana membutuhkan kecermatan berpikir dan kemampuan untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan terjadi.

Tanpa kewaspadaan diri, justru akan membahayakan diri sendiri.

Memang kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak. Namun, Tuhan tahu dan berkuasa atas masa depan.

Sebab itu, orang yang bijaksana akan memercayakan hidupnya pada pimpinan dan pemeliharaan Tuhan.

Di sisi lain, kita tahu bahwa Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang kita lakukan selama hidup di dunia.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mengerjakan segala sesuatu dengan baik, cermat, dan penuh kesungguhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here