Berubah karena Relasi dengan Tuhan

0
320 views
Ilustrasi (Ist)

Bacaan 1: Ayb 7:1-4. 6-7
Bacaan 2: 1Kor 9:16-19. 22-23
Injil: Mrk 1:29 – 39

PADA masa pandemi Covid-19, banyak orang merasakan kegelisahan dan bahkan putus harapan. Pandemi tidak tahu akan berakhir, sementara kehidupan terus menghimpit.

Dalam kondisi ini, orang mungkin sulit berpikir jenih, tidak tahu apa yang perlu dilakukan dan diliputi emosi.

Terkadang masalah demi masalah datang bertubi-tubi dalam hidup. Tentu ini membuat kita merasa lelah menghadapinya. Namun suka atau tidak suka, masalah harus tetap dihadapi.

Dalam penderitaannya, Ayub seolah mencapai puncaknya. Merasa putus harapan bahkan mendambakan kematiannya. Hidup itu berat dan bagai hembusan angin belaka.

“Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari.”

Namun hal ini tidak mendorong Ayub untuk bunuh diri, karena relasinya dengan Allah begitu kuat.

Paulus kita tahu latar belakang kehidupannya sebelum ditangkap Tuhan Yesus. Ia adalah penganiaya bahkan pembunuh pengikut Kristus yang ditakuti.

Ia hidup dalam lingkungan tradisi hukum Taurat yang taat.

Namun oleh Kristus, ia telah diubah menjadi seorang pewarta handal. Dari seorang panganiaya diubah menjadi pelayan-Nya.

Dalam peneguhannya kepada jemaat Korintus, Paulus mengatakan bahwa demi injil, ia bebas melayani semua orang.

Karena relasinya dengan Yesus, maka ia akan merasa bersalah jika tidak melayani-Nya dengan jalan mewartakan injil. Mewartakan supaya boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.

Ibu mertua Simon saat sakit tidak bisa berbuat apa-apa. Namun oleh Yesus situasi itu diubah-Nya, ia disembuhkan dari sakitnya. Kesembuhan itu membuatnya memiliki relasi khusus dengan-Nya, bahwa ia merasa dicintai-Nya.

Sebagai tanggapan dan rasa syukur karena disembuhkan, ia lalu melayani Tuhan Yesus dan para murid.

Relasi Yesus dengan Bapa-Nya tentu juga sangat spesial. Yesus melayani Bapa-Nya dengan mewartakan kabar baik di dunia.

“Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.”

Pesan hari ini

Kita punya relasi dengan Tuhan. Ia selalu ada kapan pun kamu membutuhkan bantuan-Nya. Ayub, Paulus dan ibu mertua Simon berubah sikap hidupnya akibat relasi dengan Tuhan.

Melayani Tuhan adalah sebagai ungkapan syukur, karena Ia telah menebus dan mengubah hidup kita dari gelap menjadi terang.

“Permata perlu dipoles dengan gesekan, pun seseorang menjadi sukses karena tantangan. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here