TUHAN Allah menyuruh bangsa Israel mengintai tanah Kanaan yang akan mereka masuki (Bilangan 13:1-2). Hasil akhir dari pengintaian itu membuat mereka ketakutan dan lupa akan kekuatan Tuhan (Bilangan 13: 28-29.32-33). Bahkan mereka menangis semalam-malaman (Bilangan 14:1).
Maka, Tuhan murka (Bilangan 14:27) dan menghukum mereka sesuai dengan keluhan mereka (Bilangan 14:28-35). Mereka dihukum selama empat puluh tahun mengembara di padang gurun.
Itulah bentuk hukuman bagi yang tidak percaya kepada Tuhan.
Bacaan injil (Matius 15:21-28) menampilkan kisah yang sabaliknya. Seorang wanita Kanaan yang mendekati Yesus dan memohon agar Yesus membebaskan anaknya dari kuasa setan (Matius 15:22).
Namun, Yesus menolak (Matius 15:24). Meski demikian, wanita itu tidak menyerah. Argumennya menegaskan sikap imannya yang teguh. “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” (Matius 15:27).
Jawaban itu menunjukkan dua hal. Pertama, selalu ada jalan bagi orang yang beriman. Kedua, bila tidak bisa mengharapkan yang besar, hal kecil dari Tuhan (remah-remah) pun amat bermanfaat. Ketiga, betapa besar iman wanita itu.
Karena itu, Yesus bersabda, “Hai ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki” (Matius 15:28). Iman itu bisa menggarisbawahi kehendak dan permintaan kita.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita akan pentingnya berdoa dengan penuh iman (Lukas 18:1). Betapa besar kekuatan doa. Sebaliknya, bangsa Israel yang tidak percaya kepada Tuhan kehilangan janji Tuhan.
Yang tidak percaya akan kehilangan (Matius 25:29).
Dalam menghadapi kesulitan hidup, jalan manakah yang kita pilih? Apakah mengikuti bangsa Israel yang ketakutan? Ataukah mencontoh wanita Kanaan yang memohon dengan penuh iman.
Betapa besarnya kekuatan iman.
Rabu, 9 Agustus 2023