DALAM kondisi bangunan biara/susteran Abdi Kritus dan kapelnya terancam bahaya roboh sewaktu-waktu, ternyata masih ada tiga suster biarawati yang tetap setia menyemai bibit pelayanan di bidang pendidikan. Mereka ini –selain kepala komunitas biara/susteran yakni Sr. M. Yohana AK—adalah Sr. M. Agnesia AK dan Suster M. Alphonsa AK, suster purnakarya.
Yang menarik, kata Sr. Agnesia AK dan Sr. Alphonsa AK, hingga saat ini biara/susteran AK ini masih saja menjadi tempat paling favorit untuk umat katolik setempat untuk bisa mengadakan aneka kegiatan gerejani.
“Sejak tahun 1973 ketika di kawasan permukiman ini masih sepi dari bangunan, susteran ini sudah menjadi semacam meeting point bagi umat katolik Paroki St. Paskhalis untuk berbagai jenis kegiatan. Mulai pendalaman iman sampai latihan koor, pendampingan umat dan masih banyak lagi,” papar Sr. Yosepha AK yang pernah menjadi guru musik di SMP Pangudi Luhur Wedi tahun 1974-1980an.
Umat peduli
Karena itulah, kata Suster kelahiran Sendang Sono ini, kondisi bangunan biara/susteran yang sedemikian memprihatinkan ini telah mendorong umat katolik setempat untuk ‘bergerak cepat’ menyelamatkan kompleks biara/susteran ini dari bahaya sewaktu-waktu bisa roboh karena rayap.
Tim relawan untuk projek fund-raising sudah terbentuk.
“Anggotanya antara lain pastur Paroki Paskalis, umat setempat, dan kami para suster,” jelas Sr. M. Yohana AK sembari menunjukkan brosur kuning berupa berita singkat dan proposal pembangunan renovasi biara/susteran Abdi Kristus.
Mengapa harus segera dilakukan renovasi cepat? Itu tiada lain karena potensi roboh itu sudah di depan mata. Pandangan visual Sesawi.Net ketika berkeliling dan membuat foto bangunan secara objektif memang membenarkan pendapat itu. Selain di beberapa lokasi plafon kelihatan kuda-kuda mulai lapuk, juga di beberapa plafon terlihat ‘kobangan’ besar karena bocor sehingga eternitnya jebol oleh terjangan air hujan lantaran gentengnya aus atau bocor.
Lantai susteran/biara ini juga sudah amburadul. Tegelnya sudah banyak yang berdansa naik turun, kekiri-kekanan akibat pergeseran tanah atau faktor lainnya. Belum lagi cat tembok maupun dindingnya sudah kusam. Bahkan di beberapa tempat juga sudah mengelupas.
Sungguh tak mengira, sebuah biara/susteran katolik di Jakarta Pusat bisa menyajikan sebuah pemandangan memprihatikan karena kondisi bangunan yang kurang ‘sehat’ dan sekali waktu bisa benar-benar roboh menimpa tiga suster biarawati yang menjadi penghuninya.
Projeksi biaya renovasi
Setelah diadakan beberapa kali pertemuan dan penghitungan oleh tim konstruksi, maka Panitia Pembangunan Renovasi Biara/Susteran AK dan Kapelnya member praperkiraan kebutuhan dana untuk keperluan ini. Tercatat kurang lebih dibutuhkan dana sebesar Rp 1.457.500.000 atau kurang lebih Rp 1,5 milyar.
“Angka itu jelas sangat besar untuk kami,” kata Suster M. Yohana AK tanpa sungkan. “Makanya kami sangat menghargai prakarsa umat katolik setempat yang bergerak dan berinisiatif mencari dana swakarsa untuk keperluan ini,” tandasnya.
Hingga saat ini, kata Sr. M. Yohana, pihaknya sudah berhasil mengumpulkan dana swakarsa sejumlah Rp 120 juta. “Sisa kekurangannya diharapkan bisa datang dari kemurahan hati bapak-ibu sekalian yang peduli dengan kondisi kami,” paparnya kemudian.
Kemana bisa membantu?
Ini adalah murni projek pembangunan ini murni sosial. Tujuannya jelas yakni demi menjadi kelestarian keberadaan Biara/Susteran Abdi Kristus (AK) dan kapelnya yang sekarang terancam roboh oleh serbuan rayap.
Biara/Susteran AK ini secara administratif masuk dalam wilayah pengelolaan pastoral gerejani Paroki St. Paskhalis di Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Karena itu, projek fund-raising ini juga sudah diketahui dan mendapat rekomendasi dari pastur paroki setempat.
Sesawi.Net dengan senanng hati berkeinginan membantu publikasi keperluan ini.
Umat katolik sekalian dimana pun berada yang merasa prihatin, peduli dan ingin berbagi kasih dengan Biara/Susteran AK ini bisa melakukan donasi dengan cara transfer ke rekening berikut ini:
- BCA KCP C One Plaza dengan nomor akun 5730-33-444-5
- A/N. Sr. M. Yohana AK dan/atau Seni Tini Effendi
- Mohon ditulis dalam subjek berita: Donasi Pembangunan Biara
- Demi tertib administrasi pencatatan donasi, mohon berkenan mengirim tanda bukti pengiriman agar Suster Yohana AK atau Sr. Agnesia AK bisa membuat rekap pencatatannya.
Keterangan lanjut mengenai kondisi di lapangan bisa dilakukan dengan cara mengontak dua orang biarawati AK yang menjadi penanggungjawan projek renovasi dan fund-raising ini, yakni:
- Sr M. Yohana AK dan Sr M. Agnesia AK
- Residensi: Susteran Abdi Kristus”Wisma Marganingsih”
- Alamat tinggal: Susteran AK, Kompleks Kodam Jaya, Jl. Ranjau 11 RT 05/RW 05, Kel. Sumur Batu, Kec. Kemayoran, Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10460
- Telepon: (021) 4241439, 081289463352, 085729451903
- Email dengan Sr. Agnesia di sragnesia@ymail.com
Lokasi Biara/Susteran AK
Gampang-gampang susah menemukan lokasi dimana biara/susteran AK ini berada. Namun ada cara paling gampang bagi umat katolik di Jakarta bila berkenan mau berkunjung melihat kondisi susteran/biara AK ini.
Berikut ini tips sederhana yang bisa Sesawi.Net tawarkan agar tidak kesasar atau salah alamat.
- Ambil trayek jalan Pasar Senen ke arah Pulo Gadung, Kelapa Gading, Pulomas melalui jalan Letjen Suprapto di Cempaka Putih.
- Selepas flyover, segera merapat ambil jalur lambat.
- Nanti akan melewati Jl. Kabel Pendek Miss Tjijih (posisi kiri jalan), Gereja Katolik St. Paskhalis (posisi kanan di seberang jalan), Yarsi.
- Akan melewati jembatan penyeberangan dua kali;
- Setelah dua kali jembatan penyeberangan dan persis sebelum akses masuk ke ITC Cempaka Mas, akan ada jalan/gang besar di posisi kiri yakni Jl. Kodam Raya;
- Belok kiri dan ikuti masuk Jl. Kodam Raya ini sampai ke pertigaan besar;
- Ambil kanan dan ikuti masuk lurus sampai ujung mentok;
- Belok kiri dan ikuti jalan masuk, maka 200 meter di depan akan ada SD Mikael, Balai Pengobatan Paskhalis, dan baru kemudian –di ujung jalan posisi kanan—ada Biara/Susteran AK “Wisma Marganingsih”. (Bersambung)
Artikel terkait:
- Biara dan Kapel Susteran AK Ini bisa Roboh lantaran Ganasnya Rayap: Paparan Foto (3)
Tautan: Situs resmi Kongregasi Religius Suster-suster Abdi Kristus (http://suster-abdikristus.org/)
beaya untuk renovasi Rp 1.500.000.000,-, kalau ada 1.000 umat katolik bergotong royong maka @ Rp 1.500.000,-; bila yang mau berpartisipasi ada 10.000 umat katolik maka @ Rp 150.000,-; dan bila yang memikul banyak orang alias 100.000 maka @ Rp 15.000,-, Nah waktunya bagi Bapak Mathias Haryadi untuk membuka rekening di bank untuk beaya renovasi rumah para suster Abdi Kristus.