ADA yang tak biasa di Biara Rubiah Kamelites “Flos Carmeli” di Batu, kawasan wisata di luar kota Malang, Jawa Timur. Kalau mau disebut ‘tak biasa’, maka ‘keanehan’ itu terjadi di bangunan kapel susteran biara kontemplatif milik Ordo Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” ini.
Di Biara Pertapaan Santa Maria Rawaseneng –tempat para rahib Trappist— altar berdiri berhadapan dengan umat. Sementara, para rahib Trappist duduk membentuk formasi di sayap kanan-kiri kapel. Umat mengambil porsi tempat duduk di areal depan dan langsung berhadapan dengan pastor pemimpin perayaan ekaristi dan para rahib.
Pun pula, pemandangan sama juga terjadi di kapel para suster biarawati rubiah Bunda Pemersatu Trappistin di Gedono, Salatiga, yang berlokasi di bawah kaki Gunung Merbabu.
Formasi tempat duduk
Namun di Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” di Batu ini, formasi tempat duduk di kapel untuk para suster rubiah dan umat sedikit berbeda.
Para suster menempati areal klosura (tertutup untuk orang luar) di balik pagar kayu yang membatasi ruang altar dan ruang klosura. Pastor pemimpin misa hanya boleh ‘berada’ di areal altar dan sekitarnya. Sementara, umat –baik suster biarawati Sang Timur dan khalayak awam—hanya boleh menempati areal umum di sayap samping kapel.
Dengan demikian, tidak pernah terjadi ‘adu pandang’ antara umat yang hadir di perayaan ekaristi di kapel Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” ini dengan para suster rubiah karmelites. Bahkan saat berdiri melangkah ke depan pada waktu komuni, kesempatan ‘curi-curi’ pandang untuk melongok sekilas para suster rubiah di sayap lain juga sering tidak mungkin terjadi.
Umat umum yang setiap hari ikut menghadiri perayaan ekaristi di Kapel Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” ini adalah umat katolik setempat, para suster biarawati Ordo Passionis, dan sejumlah murid asrama sekolah katolik dari Papua yang tinggal tidak jauh dari lokasi biara.
Baca juga:
- Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” Batu: Kesederhanaan Ada di Mana-mana (3)
- Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” Batu: Tak Bersentuhan dengan Dunia Luar (1)