Puncta 03.10.21
Hari Minggu Biasa XXVII
Markus 10: 2-16
MENURUT pakar pendidikan anak, Jean Piaget, anak-anak sangat dipengaruhi oleh relasi kedekatan emosi terhadap orang-orang di sekitarnya.
- Anak usia 0-2 tahun sangat dekat dengan ibunya.
- Usia 3-4 tahun mulai dekat dengan ayahnya.
- Usia 5-6 tahun mulai mengenal kakak dan adiknya.
- Usia 7-10 tahun mulai dekat dengan teman bermainnya.
- Usia 10 tahun ke atas mulai berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
Penanaman nilai-nilai dari orangtua dilakukan saat anak usia dini 0-5 tahun. Setelah itu, ia akan menyerap nilai-nilai dari lingkungan pergaulannya.
Jika lingkungannya baik, nilai-nilai yang ditanamkan juga baik. Tetapi jika lingkungannya buruk, maka dasar itu yang akan dibawa seterusnya.
Dorothy Law Nolte menulis puisi berjudul Children Learn What They Live.
Dorothy menulis, “Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri……”
Yesus memarahi para murid yang melarang anak-anak datang kepada-Nya. Dia berkata, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku. Jangan menghalang-halangi mereka. Sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.”
Kegembiraan, kesucian dan kemurnian hati seperti anak-anak kecil itulah yang memiliki warisan Kerajaan Allah. Yesus tidak melarang anak-anak datang kepada-Nya. Ia memeluk, meletakkan tangan dan memberkati mereka.
Sebaliknya para murid justru menghalang-halangi anak-anak mendekat pada Tuhan.
Para murid justru tidak memberi ruang pembelajaran yang baik agar anak-anak dekat pada Tuhan.
Bisa jadi mereka menganggap anak-anak hanya merepotkan, bikin ribut, bikin masalah dan menambah beban.
Tidak sedikit orangtua yang tidak mau diganggu oleh anak-anaknya. Bahkan ada babbysitter yang memberi anak permen dengan obat tidur, supaya anaknya tidak ribut dan rewel. Sementara, ia bisa bebas main HP sepuasnya.
Sementara di gereja juga ada romo-romo yang tidak mau diganggu anak-anak yang ribut selama misa. Anak-anak disendirikan, diajak bermain-main di aula.
Mereka ini malah dijauhkan dari Tuhan dengan alasan supaya misanya khusuk dan khidmat. Akibatnya, anak-anak tidak memahami ekaristi.
Jangan heran, jika nanti gereja menjadi sepi dan lengang seperti di Eropa, karena sejak kecil mereka dijauhkan dari ekaristi.
Bisa jadi Yesus juga marah kepada kita yang melarang dan menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Nya. Sadarlah….
Setiap pagi berjemur panas matahari.
Biar imun kuat dijauhi kuman-kuman.
Ajaklah anak-anak mengikuti Ekaristi,
Biar mereka dekat dan akrab dengan Tuhan.
Cawas, gembira seperti anak-anak.