- Bacaan 1: Hos. 14:2-10
- Injil: Mrk. 12:28b-34
Umat Katolik zaman sekarang mungkin sudah tidak kenal istilah “biechten”, Bahasa Belanda yang berarti “mengaku dosa”. Istilah ini masih sering digunakan sekitar tahun 1970-an. “Biechten” adalah Sakramen Tobat, umat Katolik mengakui dosa-dosanya kepada seorang imam.
Umat diminta untuk menyesali, mengaku dosanya serta berserah diri untuk mendapatkan pengampunan dosa (absolusi) dari Tuhan melalui seorang imam.
Sakramen Tobat, adalah bentuk “Kasih Allah” yang ingin semua umat-Nya tetap kudus. Sarana untuk membersihkan dosa, memperoleh perdamaian dengan-Nya serta pemulihan rohani dalam relasinya dengan Tuhan.
Nabi Hosea menyerukan ajakan pertobatan kepada bangsanya Israel demi kebaikan mereka dan untuk mendapatkan pengampunan dosa-dosanya serta pemulihan keadaan mereka yang terpuruk. Mereka akan mengalami pertumbuhan, serta berkat yang melimpah.
Sebab Allah adalah kasih dan sumber kehidupan.
“Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka.
Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum.”
Demikian janji-Nya bagi siapa saja yang mau bertobat.
Maka seharusnya manusia menanggapi Kasih Allah tersebut dengan menerapkan “Hukum Kasih” yang disampaikan Tuhan Yesus (mengutip Ul 6:4-5 dan Im 19:18) dalam kehidupannya:
“Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
- Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
- Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”
Dalam hukum ini, Tuhan Yesus sangat menekankan kasih sebagai yang utama dalam hidup. Mengasihi Allah yang tidak kelihatan diwujudkan dalam tindakan kasih kepada sesama (manusia dan seluruh isi alam semesta) yang bisa kita lihat.
Pesan hari ini
“Biechten” adalah wujud Kasih Allah kepada manusia, sarana untuk membersihkan dosa, menyesali dan memperbaikinya untuk mendapatkan absolusi (pengampunan dosa) dari Tuhan melalui pastur.
“Biechten” adalah sarana untuk menjaga kekudusan, sehingga relasi dengan Tuhan tetap terjaga.
“Menyesali kesalahan di masa lalu adalah tanda bahwa kamu peduli dengan hidupmu.”