“Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata, ‘Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur.’” (Hak 11, 35)
INI adalah kata-kata Yefta, seorang panglima perang bangsa terpilih, yang mempunyai anak putri sebagai anaknya yang tunggal. Pada saat mau berperang melawan bangsa Amon, Yefta bernasar kepada Tuhan, yakni kalau dia menang melawan bangsa Amon dan bisa pulang dengan selamat, orang pertama yang dia jumpai di rumah akan diserahkan kepada Tuhan sebagai kurban bakaran. Yefta memang akhirnya bisa mengalahkan bangsa Amon dan pulang dengan selamat. Sesampainya di rumah, putri tunggalnya menyambutnya dengan memukul rebana dan menari. Ayat di atas terucap, setelah Yefta berjumpa dengan putri tunggalnya dan tidak bisa mencabut nazar yang telah diucapkan kepada Tuhan. Yefta akhirnya melakukan apa yang telah diucapkannya itu.
Kisah ini memberikan pembelajaran agar kita berhati-hati dalam membuat nazar, janji, atau sumpah. Kita harus mempertimbangkan dengan bijak kata-kata yang akan kita ucapkan. Orang harus menjauhkan kebiasaan untuk berbicara sembarangan, asal bunyi atau asal omong, (atau dengan ungkapan kasar ‘waton njeplak’). Banyak orang mudah berkata-kata, berjanji, bersumpah demi sebuah keuntungan atau kesenangan sesaat, tanpa memikirkan akibat atau konsekuensi yang bisa terjadi; tanpa memikirkan kemampuan untuk memenuhi janji, sumpah atau nazarnya.
Seorang tokoh pernah sesumbar bahwa dirinya akan berjalan kaki dari Yogya ke Jakarta, kalau ‘seseorang’ bisa menang dalam pemilihan. Nazar itu pun tidak pernah ada pemenuhannya. Kebiasaan untuk berbicara tanpa dipikir matang atau asal-asalan bisa menimbulkan kesulitan, masalah atau penderitaan di kemudian hari, tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Putri tunggal Yefta menjadi kurban dari nazar ayahnya.
Ucapan dan kata-kata macam apa yang keluar dari bibirku hari ini?
Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)