Keb 6 : 1-11 dan Luk 17: 11-19
Para pemimpin hendaknya menyadari bahwa kuasa itu diterimanya dari Allah. Maka dituntut dari seorang pemimpin itu sikap kejujuran, kesetiaan dan ketulusan akan Firman Tuhan yang digemakan dalam kehidupan.
Dituntut juga dari seorang pemimpin sikap waspada pada diri sendiri, agar tidak menipu diri tapi bijaksana dalam menata kehidupan bersama.
Orang beriman harus juga orang yang tahu bersyukur atas segala anugerah Allah. Kisah sepuluh orang kusta yang menjadi tahir, dan hanya satu orang saja, yakni orang Samaria yang dianggap murtad oleh orang Yahudi menegaskan hal ini.
Sepuluh orang kusta mendapat kesempatan yang sama sebagai sebuah kewajiban, yakni melapor ke imam. Tapi hanya satu yang tahu bersyukur atas mukjizat penyembuhan yang dialaminya.
Kadang kita manusia ini menganggap bahwa anugerah Tuhan itu adalah hak kita. Kita merasa seolah-olah Tuhan wajib menganugerah berkat untuk kita. Pemikiran keliru ini membuat kita lupa dan tidak tahu bersyukur.
Mesti ada kesadaran bahwa hidup ini adalah anugerah cuma-cuma dari Allah yang patut disyukuri.
Orang yang bijaksana adalah orang yang sungguh beriman kepada Allah dan tahu bersyukur atas anugerah yang Tuhan limpahkan dalam hidupnya, biar nampaknya kecil dan tak berarti. Bagaimana sikap kita?
Doaku: Ya Tuhan Yesus, bukalah mata hatiku untuk sanggup melihat dan mensyukuri rahmat anugerah-Mu yang telah kuterima dalam hidupku. Amen.
Selamat pagi. Salam dan doa berkatku.