Bila Reputasi Jatuh karena Komentar

0
181 views
Ilustrasi - Reputasi (Ist)

ORANG yang cerdas, hebat, dan berbakat tidak selalu diapreasi. Penghargaan datang dari budaya komunitas yang berpikir objektif. Masyarakat yang suka konformitas kerap tidak menyukai mereka yang berbeda, entah karena kepandaian, bakat, dan kinerjanya.

Larinya warga negara Indonesia yang berbakat dan berprestasi ke luar negeri (brain drain) hanyalah sebagian contohnya. Mereka sering direndahkan atau dihambat berdasarkan alasan suku, etnis, agama, dan golongan. Karena tidak dihargai di negeri sendiri, mereka memajukan negara yang cerdas memanfaatkan hasil pendidikan negeri kita.

Yesus mengalami yang mirip. Ketika Dia pulang ke kampung-Nya dan mengajar, para tetangga-Nya kagum (Markus 6:1-2), tetapi mereka menolak-Nya (Markus 6:3).

Yesus pun menyampaikan kata-kata terkenal. “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat aslinya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” (Markus 6:4).

Menarik, Yesus tetap mengadakan mukjizat dengan meletakkan tangan atas orang sakit (Markus 6:5). Yesus melanjutkan karya-Nya, meskipun tidak selalu mendapat sambutan positif. Melaksanakan misi sesuai dengan yang dikehendaki Allah, Bapa-Nya.

Pengikut Yesus yang pergi mewartakan sabda-Nya dan menghayati ajaran-Nya sering menghadapi tantangan yang sama. Bukan hanya tidak dihargai, tetapi dijatuhkan lewat rumor, komentar destruktif, dan pelbagai fitnah.

Mereka perlu belajar dari Yesus yang hanya heran tentang sikap tidak percaya para tetangga-Nya (Markus 6:6), tetapi tetap konsisten melaksanakan pengutusan-Nya. Keberhasilan karya-Nya tidak tergantung pada respon manusia, melainkan sejauh mana Dia melaksanakan kehendak Bapa-Nya.

Sebagai pengikut Yesus, apakah kita siap mengikuti jejak Yesus ini? Selama kita melaksanakan kehendak Allah, apa pun komentar orang tidaklah jadi masalah.

Rabu, 31 Januari 2024
Peringatan Santo Yohanes Bosko, Imam
Alherwanta O.Carm

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here