HARI-hari sepanjang pekan ini tengah berlangsung kegiatan acara sosialisasi perlunya membangun lembaga bantuan amal kasih Gereja Katolik Indonesia. Namanya Badan Amal Kasih Gereja Katolik. Sering disebut Bakkat.
Sejauh ini, Bakkat tampaknya baru eksis hanya di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Lembaga penerima dana amal kasih dan penyalur bantuan sosial ini berdiri sejak tanggal 21 April 2017.
Bakkat KAJ didesain sebagai lembaga pengumpul dana amal kasih dan penyalur dana sosial untuk umat Katolik dan lainnya. Sumbangan itu bisa saja berasal dari umat Katolik secara individual maupun dari perusahaan-perusahaan yang mayoritas kepemilikannya orang Katokil yang ingin menyumbangkan profit bisnisnya untuk sesuatu misi mulia bagi sesama.
Dana sosial itu disumbangkan kepada lembaga pengumpul dana amal kasih resmi Gereja Katolik yang punya dasar legalitas hukum. Dan itu ya tadi, namanya Bakkat.
Bisa mengurangi beban bayar pajak
Yang menarik dan sesuai yang bisa kita pahami dari situs resmi Bakkat KAJ (http://www.bakkat.org), jumlah sumbangan untuk misi amal kasih mulia yang disalurkan melalui lemabaga Bakkat tersebut bisa mengurangi jumlah kewajiban bayar pajak.
Pengurangan jatah pajak itu diambil dari jumlah penghasilan kotor yang diterima oleh setiap individual umat Katolik. Atau dikurangi dari jumlah besaran keuntungan laba usaha bisnis dan itu disumbangkan kepada Bakkar. Besaran sumbangan sosial kepada Bakkat itu nantinya bisa mengurangi beban pembayaran pajak perusahaan yang mestinya dibayarkan kepadanegara.
Hal-ikhwal urgensi membangun “Bakkat-bakkat” baru di masing-masing keuskupan di seluruh Indonesian inilah yang menjadi pokok bahasan penting hari-hari ini. Dianalis dari berbagai sudut pandang selama kegiatan empat hari bertajuk “Sosialisasi Pengembangan Bakkat kepada Keuskupan Agung di Seluruh Indonesia di Jakarta”.
Program kegiatan ini dibesut oleh Direktorat Bimas Katolik Kemenag RI.
Mengajak semakin banyak pihak terlibat
Program kegiatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kemenag RI ini diikuti para representan keuskupan-keuskupan di seluruh Indonesia. Setidaknya ada tujuh imam berstatus Vikaris Jenderal Keuskupan Agung hadir di perhelatan ini. Mereka adalah:
- Vikjen Keuskupan Agung Pontianak, Kalbar: Romo Prof. Dr. William Chang OFMCap.
- Vikjen Keuskupan Agung Medan, Sumut: Romo Michael Manurung OFMCap.
- Vikjen Keuskupan Agung Samarinda, Kaltim: Romo Moses Komela Avan Pr.
- Vikjen Keuskupan Agung Makassar, Sulsel: Romo Joni Payuk CICM.
- Vikjen Keuskupan Agung Merauke, Papua: Romo Hendrikus Kariwop MSC.
- Ketua Komisi PSE Keuskupan Agung Ende: Romo Krispinus Saku Pr.
- Ketua Komisi PSE Keuskupan Agung Semarang: Romo Romualdus Subyantara Putra Perdana Pr.
- Ketua Komisi PSE Keuskupan Agung Palembang, Sumsel: Romo Simon Pr.
Sejumlah ormas Katolik dan lembaga lainnya juga hadir diundang mengikuti kegiatan ini. Mereka datang dari:
- Vox Point: Yohanes Handoyo Budisedjati SH.
- Sesawi.Net: Mathias Hariyadi.
- Titch TV: Budi Handoyo.
- Yayasan Karsa Cipta Asa (YKCA): Mathias Hariyadi.
- Bakkat KAJ: Tedjo Indriyarto, Ny. Detty, dan Ny. Indri.
- PP ISKA: R. Wahyu Handoko.
- PMKRI DPP Pusat: Dominikus Dowo Koten
- DPP WKRI Pusat: Ny. Yuni Wulur.
- Pemuda Katolik DPP Pusat: Reginal R. Capah, Ketua Bidang Moderasi Beragama dan Hubungan Masyarakat Katolik.
Sementara dari kalangan internal Direktorat Bimas Katolik Kemenag RI hadir sejumlah Pembimas Katolik dari Provinsi:
- DKI Jakarta: Anton Sinaga.
- Kalbar: Yosep Somen.
- Sumsel: Harmadi.
- Jabar: Ny. Rosentina.
- Kaltim: Ny. Agnes Ajeng.
- NTT – Kabid Urusan Agama Katolik NTT: Frans Kehi.
- Banten: Pormadi Simbolon.
- Makassar: Paulus Palondongan.
- Jawa Tengah: Karyanto dan Angkit.
Saatnya Gereja dan negara “berjalan bersama”
Program kegiatan Bimas Katolik Kemenag RI ini diawali dengan Perayaan Ekaristi. Dipimpin oleh Vikjen Keuskupan Agung Medan (KAM) Romo Michael Manurung OFMCap. “Undangan langsung dari Direktorat Bimas Katolik ditunjukan kepada Uskup Keuskupan KAM. Saya datang mewakilik KAM,” papar Romo Michael Manurung OFMCap menjawab Sesawi.Net, Selasa petang 4 Juni 2024 kemarin.
Pastor menyampaikan homilinya dengan mengambil pesan penting dari Bacaan Injil hari Selasa kemarin tentang “hak kaisar dan hak Allah”.
Imam Ordo Fransiskan Kapusin tahbisan tahun 1995 itu menyebut, kegiatan sosialisasi urgensi membangun lembaga badan amal kasih bernama “Bakkat” di masing-masing keuskupan di seluruh Indonesia sangat menarik dan penting untuk ditindaklanjuti.
Yang memotivasi gerakan menuju semangat solidaritas bersama dan belarasa sosial ini adalah Direktorat Bimas Katolik Kemenag RI. Sudah selayaknya, gagasan kolaboratif antara negara dan lembaga agama ini layak didukung. “Meski, masing-masing entitas lembaga gerejani dan negara itu punya ruang otoritasnya sendiri-sendiri,” ungkap Romo Michael Manurung OFMCap.
“Namun sesuai semangat sinodal Gereja Katolik Indonesia, kini saatnya kita menggelorakan semangat ‘berjalan bersama’ antara Direktorat Bimas Katolik Kemenag RI dengan seluruh keuskupan di Indonesia. Dalam upaya bersama membangun lembaga-lembaga penampung dana amal kasih bernama Bakkat,” tandas imam Ordo Fransiskan Kapusin dari Provinsi Medan ini dalam homilinya.
Selanjutnya kegiatan acara ini berlanjut dengan laporan panitia yang disampaikan oleh Rudy Andry kepada audiens peserta sosialisasi.
Berikutnya adalah pembukaan resmi acara ini oleh Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI Suparman disertai tepuk tangan meriah.
“Mari kita jadikan Gereja Katolik Indonesia hebat, karena dan berkat umat,” tandas Dirjen Suparman mengakhiri pidato sambutan pembukaan, (Berlanjut)
Baca juga: Bimas Katolik Kemenag Suparman, mimpi besar kembangkan lembaga Bakkat di setiap keuskupan (2)