Bina Iman Anak Gereja St. Teresia Lisieux Paroki Boro Kalibawang Kulonprogo

0
35 views
Program Bina Iman Anak di Paroki Boro, Kulonprogo. (Laurensius Suryono)

DI kaki perbukitan Menoreh, kontur tanah tidak datar; kebanyakan naik-turun. Akan tetapi karena manusia mendapatkan anugerah untuk mengolah dan mengelola tanah, maka walaupun kondisi demikian tetap dapat ditata dikelola dengan baik.

Salah satu contoh dalam satu area di daerah Boro ada:

  • KB-TK Marsudirini.
  • SD Marsudirini.
  • SMP Pangudiluhur.
  • Satu bangunan kosong yang katanya dahulu SPG Sanjaya yang didirikan oleh para tokoh sarjana katolik.

Di kelas-kelas yang kosong ini pada Minggu 17 November 2024 dari pagi hingga siang hari dilaksanakan kegiatan Minggu Gembira Bina Iman Anak Katolik.Dilakukan oleh Bidang Pewartaan Gereja Santa Teresia Lisieux Paroki Boro, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo.

“Hari ini acara bina iman anak diisi dengan katekese dalam bentuk cerita oleh pendamping dengan bahan dari Injil Markus 13:5-6. Dengan tema, ‘Hati-hati dengan pemimpin palsu yang akan memperdaya kita’. Dilanjutkan dengan bernyanyi bermain dan mewarnai gambar yang telah disiapkan oleh kakak-kakak pendamping. Secara keseluruhan suasananya menggembirakan anak-anak.”

Demikian disampaikan Ibu Andriana, Ketua Bidang Pewartaan Paroki Boro.

Pertemuan bina iman anak se paroki dilaksanakan hanya satu bulan sekali. Lainnya dilaksanakan di wilayah atau kapel terdekat dengan tempat tinggal anak-anak.

Di Paroki Boro ada 12 wilayah dengan 56 lingkungan.

Kegiatan Bina Iman Anak di Gereja St. Theresia Lisieux Paroki Boro. (Laurensius Suryono)

“Anak-anak ini hadir dari lingkungan-lingkungan yang ada di paroki, hari ini ada 106 anak yang hadir,” kata Suster Krisentine OSF yang juga hadir di tempat sambil mengamati proses pembelajaran bina iman anak.

“Kehadiran anak-anak diantarkan oleh orangtua mereka. Ada yang jalan kaki. Ada yang naik sepeda motor. Yng jauh ada mobil antar jemput,” kata Bapak Harmiyoto. “Kali ini anak-anak dari Wilayah Kalirejo hadir 17 anak, mereka inilah yang diantar jemput dengan mobil box,” imbuhnya.

Pada hari-hari efektif belajar, kebanyakan dari mereka bersekolah di KB-TK dan SD Marsudirini Boro.


Demi mengikuti program Bina Iman Anak, anak-anak rela datang ke pusat Paroki Boro. Ada yang diantar orangtua mereka. Ada yang harus dijemput. (Laurensius Suryono)

Makam Romo JB Prenthaler SJ

Tidak jauh dari lokasi kegiatan bina iman anak katolik penulis  berjalan kaki mengarah ke timur laut di sana terdapat tempat Peziarahan Romo JB. Prennthaler SJ dan Taman Doa Bunda Maria Pelindung Keluarga.

Makam Romo JB. Prennthaler SJ ada di dalam pendapa, di samping makamnya terdapat patung diri dengan mengenakan jubah warna hitam. Ketika itu tampak seorang ibu sedang bersimpuh di pusara makam sambil berdoa. 

Di sebelah timur pendapa ada pelataran yang cukup luas dan bersih dapat dipakai sebagai sarana untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Di sebelah luar pelataran ada patung-patung para rasul dalam ukuran sedang.

Kompleks makam Romo JB Prenthaler SJ yang letaknya sedikit di atas Gereja St. Theresia Lisieux Paroki Boro, Kabupaten Kulonprogo, DIY. (Laurensius Suryono)

Siapakah Romo JB. Prennthaler SJ dan karya-karyanya dapat diikuti dengan membuka laman

Ketika di Taman Doa penulis juga berjumpa dengan salah satu suster OSF. “Dulu panggilan hidup bakti di Paroki Boro sangat tinggi. Sampai saat ini ada catatan pada kami imam yang berasal dari Paroki Boro ada 59 orang, bruder 21 orang, dan 158 suster.

Tapi sekarang panggilan mulai menurun. Oleh karena itu kami akan berupaya kembali untuk ‘Maneges Kumandhanging Timbalan Dalem’ di daerah sekitar Paroki Boro ini bersama para keluarga-keluarga yang anggota keluarganya ada dalam panggilan hidup bakti apapun tarekat/kongregasinya.”

Demikian disampaikan suster OSF.

Buku Maneges Kumandhanging Timbalan Dalem Paroki Boro. (Laurensius Suryono)
Tangga menanjak di ujung depan Gereja St. Theresia Lisieux, Paroki Boro, Kabupaten Kulonprogo, DIY. (Laurensius Suryono)

Dari depan SD Marsudirini Boro terdapat bangunan Gereja Santa Teresia Lisieux yang ikonik. Baik dari segi model bangunan, warna dinding bangunan dan letak di mana gereja terdapat.

Kalau mendekati gereja dari arah belakang tidak membutuhkan energi, akan tetapi bila dari depan perlu kehati-hatian karena ada banyak anak tangga menuju di tempat yang tinggi.

Sekedar untuk diketahui jarak antara Gereja Paroki Boro dengan Stasiun Kereta Api Yogyakarta sekitar 25 km; dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat sekitar 50 menit.

Kredit foto: Laurensius Suryono

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here