TIDAK ada yang perlu disangkal bahwa anak muda adalah generasi penerus bangsa, termasuk di dalam Gereja Katolik. Sangat penting mulai melibatkan para anak muda dalam masalah pewartaan Kabar Gembira.
Untuk itu perlu adanya pembekalan–pembekalan dasar iman yang kuat sebelum mereka terjun dalam pewartaan Kabar Gembira.
Dunia anak muda adalah dunia yang sangat unik di mana kadang sangat sulit dipahami bagi orang–orang yang sudah berumur, padahal semua orang pernah mengalami masa muda. Namun dunia terus berubah termasuk dunia anak muda zaman sekarang, Generasi Millenial yang lebih sering kita kenal dengan anak muda “Zaman Now”.
Prakarsa baik
Pada hari Sabtu 19 Mei 2018, Romo Marselinus Wisnu Wardhana, pembina OMK Paroki Katedral dan Dekenat Tengah Keuskupan Bogor, membuat inisiatif yang patut kita acungi jempol.
Ia mengumpulkan OMK usia SMA-SMK di Aula Gereja BMV Katedral dan kepada mereka diberikan pembekalan iman Katolik. Acara digelar sembari mendengarkan seminar ala anak muda dengan nara sumber FP Dwi Ani Fegda, motivator yang sering bergelut dengan dunia anak muda.
Acara juga diselingi oleh hiburan musik akustik yang dipimpin oleh romo muda RD Paulus Piter bersama tim musik akustik anak muda Bogor.
Acara ini dibuka oleh Romo Paroki BMV Katedral, RD Dominikus Savio Tukiyo. Ia memberi pesan-pesan iman Katolik secara khusus kepada seluruh anak muda BIT yang hadir pada malam itu.
Para anggota Bina Iman Taruna yang hadir pada malam hari itu berasal dari:
- Paroki Santo Johanes Baptista Parung.
- Paroki Santa Maria Fatima Sentul City.
- Paroki Santo Fransiskus Asisi Sukasari.
- Paroki Santo Andreas Sukaraja.
- Paroki Keluarga Kudus Cibinong.
- Paroki Santa Perawan Maria Katedral.
- Paroki Santo Ignatius Loyola Semplak
- Paroki Santo Yakobus Rasul Megamendung.
Total ada sekitar 152 anak muda yang hadir pada malam hari itu.
Bahagianya tuh di sini
Dwi Ani Fegda memberi motivasi kepada anak–anak Milenial bagaimana caranya bisa menjadi bahagia.
Kebahagiaan harus terus dibina agar pikiran dan hati bisa terus berkembang bebas lepas tanpa hambatan–hambatan yang bisa mengganggu kreatifitas anak muda.
Jika pikiran dan hati terbelenggu maka akan menyumbat segala kreatifitas anak muda, namun bebas bukan berarti tanpa kontrol. Bebas yang dimaksud disini adalah bebas yang bertanggungjawab.
Ani mengungkapkan ada enam cara agar anak muda bisa mengalami kebahagiaan yaitu:
- Mindfulness, penuh perhatian pada masalah–masalah yang terjadi saat ini, segala hal baik kecil maupun besar, tidak menjadi generasi yang cuek, tidak peduli.
- Human connection, terus membina hubungan anta teman, terlibat dalam komunitas–komunitas anak muda Katolik seperti Bina Iman Taruna, OMK sehingga selalu berada dalam situasi yang bahagia.
- Positive outlook, memanfaatkan kemampuan atau bakat–bakat yang dimiliki untuk tujuan–tujuan yang positif. Selalu melihat segala sesuatunya dari sisi positif (positive thinking, pandangan positif). Menghindari pemikiran–pemikiran atau pandangan negatif atau tidak melihat dari sisi negatifnya agar dapat merasakan kebahagaiaan.
- Purpose, memahami kemampuan yang dimiliki untuk menjadi pembeda dalam dunia. Dalam hidup maka anak muda harus punya tujuan sebagai target yang akan dituju atau disasar dimasa depan dalam mencapai kebahagiaan.
- Generosity, selalu bermurah hati kepada orang lain, dengan selalu membantu dan memberi maka akan mendapatkan rasa kebahagiaan tertentu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Harvard, maka 42% orang yang selalu memberi dan membantu baik itu perhatian atau materi maka mendapatkan rasa bahagia dibandingkan yang tidak melakukan hal itu.
- Gratitude, selalu berterima kasih dan bersyukur kepada pihak lain adalah merupakan bentuk sederhana atas kontribusi terhadap kebaikan yang telah diberikan dan hal ini bisa mengembangkan rasa bahagia.
Iman dan spiritualitas anak muda
Dalam peneguhan iman anak muda Katolik, maka Romo RD Marselinus Wisnu Wardhana menekankan betapa pentingnya semakin mengenal Yesus Kristus dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang kita Imani. Bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah jawaban hidup kita sebagai utusan Allah untuk menjadi Sang Juru Selamat bagi umat manusia.
Anak muda Katolik harus terus merawat dan menjaga iman katoliknya dengan cara membaca Kitab Suci agar semakin mengenal Tuhan Yesus Kristus.