Home BERITA Bina Karyawan Gereja: Jangan Jadi Pelayan Tuhan. Jika tak Mau Melayani,

Bina Karyawan Gereja: Jangan Jadi Pelayan Tuhan. Jika tak Mau Melayani,

1
Pembinaan karyawan gereja di Klaten.

PEMBINA Masyarakat (Binmas) Katolik Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengadakan pembinaan karyawan-karyawati Gereja Katolik se-Kabupaten Klaten di Hotel Galuh Prambanan, Klaten pada Kamis (1/6/2017).

Kegiatan yang diikuti 47 peserta dari 9 paroki di Klaten ini mengusung tema “Sukacita Pelayananku, Menumbuhkan Berkah Hidupku”. Mereka adalah staf sekretariat gereja, koster, tukang kebun, penjaga malam, dan sebagainya.

Penyelenggara Binmas Katolik Kantor Kemenag Kabupaten Klaten JB Heru Kristomo menyampaikan, pembinaan karyawan gereja ini bertujuan beberapa hal:

  • Mengakrabkan karyawan gereja se-Klaten.
  • Menambah persaudaraan di antara karyawan gereja (karena ada karyawan gereja yang belum saling kenal).
  • Menjalin komunikasi antara karyawan gereja dengan jajaran Binmas Katolik Kemenag Klaten.

“Pembinaan karyawan gereja ini pertama kali kita adakan. Kita berharap, ada tindak lanjut dari acara ini. Seperti pertemuan rutin karyawan gereja, dan sebagainya,” katanya.

Acara pembinaan karyawan gereja ini diawali dengan perkenalan peserta. Kemudian, peserta diminta mengisi data diri dan mengumpulkan foto untuk kepentingan database karyawan gereja se-Klaten.

Bertindak sebagai narasumber pembinaan karyawan gereja adalah Pastor Paroki Maria Assumpta Klaten Romo Ignasius Slamet Riyanto Pr. Pada kesempatan itu, Romo Slamet menyampaikan seputar spiritualitas pelayan, motivasi pelayanan, kiat praktis dalam berkomunikasi dan melayani umat, dan sebagainya. “Karyawan gereja itu bukan karyawan pabrik (atau perusahaan). Tetapi karyawan yang sering menerima berbagai keluhan dari umat. Maka, jadi karyawan gereja harus sabar,” terang Romo.

Romo asal Deles, Kemalang, Klaten ini menjelaskan, karyawan gereja harus memahami spiritualitas seorang pelayan. Suatu pelayanan terjadi atas inisiatif Allah. Oleh karena itu, seorang pelayan pertama-tama bertanggung jawab penuh kepada Allah. Dengan kata lain, pelayanan bukan untuk menyenangkan manusia, tetapi untuk menyenangkan Allah.

Sesi pembinaan karyawan gereja se-Klaten.

Motivasi kasih

“Motivasi pelayanan itu adalah kasih. Karenanya, ada tiga alasan seorang mau mengerjakan sesuatu. Kalau pekerjaan itu dipandang sebagai kewajiban atau keharusan, maka ia disebut budak. Kalau pekerjaan itu dipandang sebagai keuntungan atau imbalan, maka ia disebut karyawan. Dan kalau pekerjaan itu dipandang sebagai kasih, maka ia disebut pelayanan Tuhan,” ujar Romo.

Romo pendamping Orang Muda Katolik (OMK) Rayon Klaten ini menyatakan, pelayanan itu

terlalu suci untuk dimotivasi dengan keuntungan duniawi dan terlalu sukar untuk dimotivasi dengan kewajiban. Hanya kasih kepada Allah dan manusia yang dapat membuat kita (pelayan Tuhan) bertahan dalam pelayanan.

“Hanya kasih yang dapat membuat seorang hamba Tuhan bisa mengutamakan orang lain dan membuat tidak memanfaatkan orang lain untuk tujuan-tujuannya sendiri. Kasih juga dapat mencegah seorang hamba Tuhan menjadi diktator,” tandas Romo.

Romo Slamet mengingatkan, jangan menjadi pelayan Tuhan, jika orang tidak mau bekerja dan melayani orang lain. Atau jika hanya ingin menikmati perhatian dari banyak orang dan ingin terkenal. “Ingat, Yesus mengosongkan diri-Nya dan menjadi seorang hamba bagi manusia yang hina. Dia datang untuk melayani. Apakah kita lebih besar dari Dia?” tanya Romo.

Tak hanya soal spiritualitas. Romo Slamet juga menyampaikan beberapa tips praktis, misalnya bagaimana etika dalam menerima telepon, menerima tamu, melayani umat, dan sebagainya.

Acara pembinaan karyawan gereja ini disambut baik oleh para peserta. Koster Gereja Wedi Petrus Claver Watono, misalnya, mengaku gembira bisa mengikuti acara yang berlangsung setengah hari ini. “Di acara ini saya mendapat banyak masukan (yang berharga). Saya bisa menyegarkan kembali motivasi dan semangat pelayanan saya sebagai koster gereja. Dan yang juga penting, saya tambah teman,” akunya.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version