KONTEKS Habakuk 2:1-5, kata ‘percaya’ (Ibrani: ’emûnāh) bermakna ‘kesetiaan’.
Pertama, kesetiaan Allah (Hab. 2:1). Kedua, kesetiaan yang mengacu pada penglihatan (Hab. 2:3). Ketiga, kesetiaan orang benar (Hab. 2:4) untuk berpegang teguh kepada Allah, bahkan ketika tidak bisa memahami tindakan-Nya dan ketika Allah tampaknya tidak bertindak sama sekali.
Orang benar akan memiliki iman yang benar. Iman yang benar adalah iman yang tekun-setia bertahan, bahkan dalam periode krisis, sebagai suatu kepenuhan hidup orang beriman yang benar.
Di tengah kesulitan hidup, Nabi Habakuk mengajak kita untuk menjadi orang benar, orang yang percaya bahwa pertolongan Tuhan pasti datang dan tidak mengalami hukuman.
Refleksi:
Bagaimana upaya membangun disposisi batin atau sikap iman yang tekun-setia bertahan supaya dapat menjadi manusia yang benar?
Pertemuan 3
Menjadi Manusia Yang Benar Supaya Tidak Mengalami Hukuman
(Habakuk 2:1-5)
Konteks Habakuk 2:1-5, kata ‘percaya’ (Ibrani : ’emûnāh) bermakna ‘kesetiaan’. Pertama, kesetiaan Allah (Hab. 2:1). Kedua, kesetiaan yang mengacu pada penglihatan (Hab. 2:3). Ketiga, kesetiaan orang benar (Hab. 2:4) untuk berpegang teguh kepada Allah bahkan ketika tidak bisa memahami tindakan-Nya dan ketika Allah tampaknya tidak bertindak sama sekali.
Orang benar akan memiliki iman yang benar. Iman yang benar adalah iman yang tekun-setia bertahan, bahkan dalam periode krisis, sebagai suatu kepenuhan hidup orang beriman yang benar.
Di tengah kesulitan hidup, Nabi Habakuk mengajak kita untuk menjadi orang benar, orang yang percaya bahwa pertolongan Tuhan pasti datang dan tidak mengalami hukuman.
Refleksi:
Bagaimana upaya membangun disposisi batin atau sikap iman yang tekun-setia bertahan supaya dapat menjadi manusia yang benar?