Home BERITA Brigadir Joshua

Brigadir Joshua

0
1,038 views
Almarhum Brigadier Joshua Hutabarat. (Ist)

Puncta 29.08.22
PW. Wafatnya St. Yohanes Pembaptis
Markus 6: 17-29

SAMPAI sekarang kasus kematian Brigadir Joshua masih menyimpan teka-teki. Awalnya dibuat skenario, ada tembak-tembakan antar polisi. Kemudian ada berita lain tentang pelecehan.

Sampai sekarang belum ada titik terang. Banyak pertanyaan yang belum terungkap mengapa ajudan polisi justru mati di tangan aparat sendiri?

Justru yang menjadi tanda tanya betapa mudahnya seorang pimpinan menyuruh anak buahnya untuk membunuh. Dan yang dibunuh adalah anggota korpnya sendiri.

Mungkinkah Joshua dikurbankan untuk menutupi sesuatu yang lebih besar? Ataukah ajudan itu mengetahui banyak rahasia dari atasannya?

Tetapi bagaimana pun juga, peristiwa ini jelas mencoreng institusi kepolisian yang seharusnya bertugas menjaga keselamatan dan ketenteraman masyarakat. Namun, yang terjadi mereka sendiri saling bunuh membunuh.

Kalau “hanya” kasus pelecehan, setimpalkah dengan menghilangkan nyawa seseorang? Masyarakat masih belum bisa menerima alasan apa pun yang bisa menjelaskan secara gamblang mengapa pembunuhan itu bisa terjadi.

Sebegitu mudahkan nyawa seseorang dikurbankan untuk menutupi kasus pelecehan?

Hari ini kita memperingati kematian Yohanes Pembaptis. Ia mengkritik raja Herodes yang mengambil isteri saudaranya.

Jelas raja atau penguasa melanggar hukum. Yohanes Pembaptis memperingatkannya, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu.”

Kritikan itu nampaknya membuat sakit hati Herodias. Dia menyimpan dendam kepada Yohanes. Dia menunggu saat yang tepat untuk melampiaskan sakit hatinya.

Tiba saatnya ketika anaknya menyukakan hati raja dengan tarian yang mempesona seluruh tamu undangan.

Raja bersumpah akan memberikan apapun kepada putrinya. Herodias berpikir, “Inilah saatnya dendam kesumat harus dilunaskan.”

Ia membujuk putrinya untuk meminta kepala Yohanes di atas sebuah talam.

Yohanes dibunuh karena memperjuangkan kebenaran dan hukum. Namun dendam dan sakit hati tidak pernah terpuaskan.

Kebenaran akan selalu memakan korban. Yohanes Pembaptis berdiri di atas dasar hukum dan kebenaran.

Ia menjadi panglima bagi siapa pun yang berjuang menegakkan nilai kebenaran.

Marilah kita berjalan di belakangnya, berani memperjuangkan kebenaran, kendati mungkin banyak orang yang tidak menyukainya, terlebih bagi mereka yang hidup dalam gelimang dosa dan gelapnya dendam kesumat.

Jangan kuatir, kebenaran akan selalu menemukan jalan kemenangan.

Menyusuri bumi Parahyangan,
Menuju pantai indah Pangandaran.
Berjuang di jalan-jalan kebenaran,
Selalu berhadapan dengan tantangan.

Cawas, tegar di jalan kebenaran…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here