WABAH corona ternyata membawa dampak memporak porandakan perekonomian. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga rakyat kecil. Banyak perusahaan tutup. Usaha kecil kocar kacir. Sepi pembeli dan mahalnya bahan baku.
Corona memaksa warga tetap di rumah saja, sehingga keakraban relasi kasih keluarga terbanguni. Saling memperhatikan dan melayani di antara anggota keluarga.
Pun pula corona mengajak berpikir kreatif dalam berusaha untuk mempertahankan kehidupan. Sisi lain jiwa soliđaritas dan subsidairitas berkembang subur mendapatkan lahannya.
Bela rasa muncul dari sikap mawas diri dan tepo sliro. Sikap ini lahir dari keluhuran dan ketulusan budi yanug dilandaskan kepekaan, dimana kepekaan lahir dari kesucian hati.
Kawan dan sahabat yang menderita jdapat menjadi saluran berbela rasa. Bukan sekedar bantuan materi, dan rasa prihatin namun kemampuan memahami kesulitan dan mencarikan solusi mesti dijadikan ujungnya.
Kesulitan mencari solusi, sering membutuhkan kawan (loe).
Kehadiran teman mampu memberikan solusi lebih jernih. Teman dapat melihat masalah lebih objektif sehingga memikirkan solusi lebih komprehensif. Hanya saja mencari teman sejati sulit.
Terbaik berwujud pelayanan atau pemberian diri. Pemberian diri mesti total agar mampu memberikan kepuasan. Kepuasan terlihat dari kelegaan. Oleh karena itu berikanlah kelegaan kepada mereka yang sedang menderita.
