PEPATAH ini mau mengatakan bahwa pola pengasuhan yang tepat akan menurun kepada perilaku, kepribadian dan kecerdasan anak.
Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yakni nature dan nurture.
Nature adalah sifat pembawaan sejak lahir yang sulit diubah. Nurture adalah faktor pengasuhan dari luar seperti nutrisi, pola asuh, keteladanan, stimulasi sosial.
Karakter atau sifat orangtua dan lingkungan sangat mempengaruhi anak. Hampir setengah kepribadian anak dipengaruhi oleh gen orangtua.
Emosional anak dipengaruhi oleh pola asuh dan kasih sayang dalam keluarga. Dalam teori parenting, usia 3-6 tahun adalah masa anak menyerap pola asuh orangtuanya.
Menanamkan nilai dan perilaku positif akan menjadi pondasi baik bagi perkembangan anak.
Hari ini, kita merayakan pesta St. Yoakim dan St. Ana, orangtua Santa Perawan Maria. Keteladanan dan kesetiaan Maria yang menurun pada Yesus pasti juga diwariskan dari kedua orangtuanya yakni St. Yoakim dan St. Ana.
Nilai-nilai dan kepribadian yang ditemukan dalam diri Yesus kiranya berasal dari pola asuh Maria.
Begitu juga Maria menerima pengasuhan dari St. Yoakim dan St. Ana.
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya atau dalam pepatah Jawa berbunyi, “Kacang mangsa ninggala lanjaran.”
Apa yang ditanamkan orangtua; kemandirian, kejujuran, kesetiaan, tanggungjawab, kasih sayang, kerendahan hati dan sifat-sifat lain akan tertanam dalam diri anak-anaknya.
Setia kepada kehendak Allah nampak dalam diri Yesus.
Sifat itu adalah warisan dari Maria yang juga setia kepada Allah, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu.”
Kesetiaan Maria pasti juga diwarisi dari kesetiaan St. Yoakim dan St. Ana, orangtuanya.
Mari kita menanam nilai-nilai yang baik bagi anak-anak kita.
Nilai-nilai apa yang anda warisi dari kedua orangtua anda?
Apakah nilai-nilai itu terus dihidupi dan anda wariskan juga kepada anak-anak anda?
Jangan suka memberi ikan.
Berikan saja kailnya.
Mari kita memberi teladan.
Biar anak mempraktekkannya.
Cawas, berdoa dan berharap…