Buah Semangka Berdaun Sirih?

0
197 views
Tanah subur mampu menghasilkan buah yang berlipat. (Ist)

Puncta 16.09.23
PW. St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup, Martir
Lukas 6: 43-49

MASIH ingat lagu yang dinyanyikan Broery Pesolima yang berjudul Aku Begini, Engkau Begitu?”

Di dalam syairnya ada tertulis “Buah semangka berdaun sirih.” Masak ada buah semangka kok berdaun sirih? Apa mungkin pohon sirih menghasilkan buah semangka?

Mari kita berdendang sebentar dengan lagu kenangan ini:

Di dalam tidur di dalam doa kita berjanji
Kita bersama kita bersatu bergandeng tangan
Di alam nyata apa yang terjadi
Buah semangka berdaun sirih
Aku begini engkau begitu sama saja

Di dalam tidur di dalam mimpi kita berjanji
Membuka pintu buka jendela bersama-sama
Tapi lihatlah apa yang terjadi
Kita selalu berbeda rasa
Aku begini engkau begitu sama saja.

Yesus menggambarkan sebuah alur pemikiran bahwa pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik.

“Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik,” kata Yesus.

Semak duri tidak akan menghasilkan buah ara, atau dari duri-duri tidak akan memetik buah anggur. Setiap pohon dikenal dari buahnya.

Logika ini dipakai untuk mengkritik kaum Saduki dan Farisi. mereka dianggap tidak menghasilkan buah-buah yang baik.

Kaum Saduki dipercaya mengurus Bait Allah, tetapi mereka mencari keuntungan dari pengelolaan rumah Tuhan, bahkan mereka menindas orang kecil.

Kaum Farisi, sebagai kaum ulama, yang mampu mengajarkan Taurat tetapi tidak mau melaksanakannya. Mereka itu ibarat “Gajah diblangkoni, bisa kotbah tak bisa melakoni.”

Mereka menuntut orang lain dengan keras, tapi tidak mau melakukannya.

Yesus mengungkapkan kekecewaaan-Nya terhadap situasi masyarakat yang dikuasai oleh gaya hidup kaum Saduki dan Farisi.

Kalau kita punya pemimpin yang baik, pasti buahnya juga menjadi baik. Sebaliknya kalau pemimpinnya buruk, maka apa yang dihasilkan juga kondisi buruk. Begitulah yang bisa dinilai dari perilaku kaum Saduki dan Farisi.

Mari kita berusaha agar tidak hanya pandai ngobral janji, ngomong doang, tetapi tidak mau melakukannya. Jangan cuma pandai bicara, tetapi prakteknya hampa belaka.

Dari buahnya kita mengenal kualitas pohonnya. Dari rekam jejaknya, kita mengenal pribadinya.

Pergi ke Papua memasuki hutan yang lebat,
Ada kota yang megah di wilayah Timika.
Pemimpin yang baik dinilai oleh masyarakat,
Dari prestasi kerja bukan dari kata-katanya.

Cawas, hasilkan buah yang baik

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here