Buah yang Baik

0
316 views
Ilustrasi - Pohon yang berbuah. (Ist)

Sabtu 16 September 2023.

  • 1Tim. 1:15-17.
  • Mzm. 113:1-2,3-4,5a,6-7.
  • Luk. 6:43-49.

DALAM kehidupan kita sehari-hari, kita mengenal pepatah “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”.

Artinya, kebiasaan, tindak tanduk, perilaku dan sifat anak tidak jauh berbeda dengan ayahnya.

Kebiasaan, tindak tanduk, perilaku dan sifat anak seperti juga kebiasaan, tindak tanduk, perilaku dan sifat orangtuanya.

Secara tidak langsung, pepatah tersebut mengingatkan kita, para orangtua, supaya kita hati-hati dan bijaksana dalam melakukan segala sesuatu.

Hendaklah kita melakukan kebiasaan, tindak tanduk, perilaku dan sifat yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Apabila kita dapat melakukan segala sesuatu dengan baik dan bijak, maka anak-anak dapat meneladani segala kebiasaan, tindak tanduk, perilaku, sifat dan perbuatan kita yang baik juga.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

Yesus bersabda, “Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.”

Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.

Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jagat.”

Buah itu bisa berbentuk kata-kata atau ucapan yang meluap dari hati.

Tapi dari pengalaman, kita tahu bahwa Iidah tak bertulang, kata-kata tak selalu bisa dipegang, tak selalu selaras dengan perbuatan atau tindakan nyata.

Kesesuaian antara kata dan perbuatan menjadi standar yang jelas untuk menunjukkan character hidup kita.

Semakin sesuai antara kata dan perbuatan semakin orang percaya dan menghargai peran serta keterlibatan kita dalam hidup bersama.

Bagi Yesus, ukuran kualitas seseorang adalah tindakannya yang nyata yang selaras dengan perkataan-Nya, selaras dengan kehendak Bapa-Nya.

Hanya orang demikian yang pantas disebut pohon yang baik.

Ia pantas juga disebut orang yang bijaksana: membangun rumah dengan lebih dulu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu.

Rumah semacam itu kokoh, tak dapat digoyahkan oleh air bah dan banjir yang datang melanda.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku melaksanakan apa yang aku katakan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here