Sabtu, 13 Februari 2021
Bacaan I: Kej 3:9-24
Injil: Mrk 8:1-10
“JANGAN ditanya mengapa, dia minum sampai mabuk, tetapi tanyalah mengapa selalu haus?,” kata seorang teman.
“Masalah bukan karena dia minum sampai mabuk, tetapi mengapa dia merasa selalu kehausan dan tidak pernah bisa puas,” katanya.
“Orang yang selalu haus berarti ada sesuatu yang tidak pernah memuaskan dia, hingga dia selalu mencari dan mencari untuk memuaskan hasratnya,” katanya.
“Meskipun dia tidak akan pernah terpuaskan, semakin dia mencari, semakin dia akan merasa haus,” kataku.
“Maka bukan menjauhkan minuman dari dia, namun berusaha menemani dan mendengarkan apa yang dia inginkan,” kata teman saya.
“Banyak orang yang menjadi alkoholik, karena tidak pernah menemukan kehangatan persaudaraan dan merasa harus berjuang sendiri dalam hidup ini. Hingga minum sampai mabuk menjadi pelarian hidupnya,” kata teman saya.
“Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.”
Tuhan menaruh belas kasihan pada orang yang lapar dan haus karena mereka mengikuti Yesus.
Yesus bukan saja memuaskan haus dan lapar secara jasmani tetapi juga secara rohani.
Syarat untuk menjadi pribadi yang tersentuh oleh kasih Tuhan adalah kerelaaan berbagi dari apa yang kita miliki, bukan hanya mencari kepuasan diri sendiri melainkan dari yang sedikit kita miliki kita persembahkan kepada Tuhan.
Apakah saya berani berbagi meski sangat terbatas yang kita miliki?