Puncta 21 Februari 2025
Jum’at Biasa VII
Markus 8:34-9:1
DIALOG Yesus dengan Petrus tentang kemesiasan-Nya ternyata berbeda. Petrus menyebut Yesus adalah Mesias. Namun isi dari ungkapan itu beda dengan yang dipikirkan oleh Yesus.
Kemesiasan menurut Petrus adalah tokoh spektakuler yang akan merubah nasib bangsa yang tertindas secara politis. Mungkin semacam Super Hero yang bisa mengalahkan segala-galanya.
Kayak film-film fantasi model Superman, Batman, Iron Man, Captain America, Black Widow, Wonder Woman dan lain-lain.
Mesias dari kaca mata Yesus bukan tokoh super hero. Tetapi Mesias yang memanggul salib, mati dan bangkit pada hari ketiga.
Maka Petrus ditegor oleh Yesus dengan berkata, “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Lalu Yesus mengoreksi pemahaman yang salah itu dengan berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.”
Petrus mempunyai konsep Mesias sebagai pembebas dari penjajahan politis. Bangsa Yahudi dijajah oleh Kekaisaran Romawi, maka seorang mesias yang diharapkan adalah pemberontak melawan penjajah. Ini yang dipikirkan Petrus.
Yesus tidak memikirkan mesias duniawi. Ia adalah pembebas dari penjajahan dosa yang membelenggu setiap manusia. Dengan menderita dan memanggul salib, Yesus menebus dosa-dosa manusia.
Konsep apa yang ada dalam pikiran kita tentang Yesus dan perutusan-Nya? Konsep ini akan mempengaruhi sikap dan tindakan kita akan Tuhan dan bagaimana kita menjalani perutusan-Nya bagi kita.
Pergi ke pasar membeli banyak buah,
Untuk beri makan kera yang kelaparan
Konsep salah bawa akibat yang salah,
Konsep benar akan bawa pada kebenaran.
Wonogiri, diperbaharui oleh Tuhan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr