Buku “Mau Bertindak Atau Tidak? Catatan Orang Muda Perihal Gerakan Perubahan”

0
450 views
Buku Mau Bertindak Apa Tidak by St Kartono
  • Judul Buku: Mau Bertindak Atau Tidak? Catatan Orang Muda Perihal Gerakan Perubahan.
  • Jumlah halaman: 133.
  • Editor: St. Kartono.
  • Penerbit: Kanisius.
  • Tanggal rilis: 16 Februari 2023.

OLAH pikir dan olah hati serta melakukan refleksi atas pengalaman diri menjadi dasar melakukan suatu tindakan. Tindakan yang dilakukan bisa jadi bukan tindakan yang bersifat rutinitas semata namun tindakan yang bisa dimaknai dan ditandai sebagai tindakan perubahan.

Tulisan pertama dalam buku ini berjudul Menulis untuk Mendorong Perubahan; ditulis Ignasius Lintang Nusantara siswa SMA de Brito.

Lintang membagikan pengalaman menulis di media masa (koran) yang memberikan perubahan diri dan memberi perubahan pola pikir bagi teman-teman sebaya.

Lintang mencatat demikian. ”Menulis untuk mendorong perubahan berarti sebuah proses yang dimaknai sebagai dorongan kreatif untuk bertolak dari refleksi pengalaman dan pandangan hidup pribadi, menuju kedalaman gagasan guna menggali solusi praktis yang transformatif bagi sesama.” (hal. 21)

Kaum muda mengulik perubahan

Buku yang ditulis oleh kaum muda ini berawal dari ajakan PT Kanisius dalam kegiatan literasi proyek menulis buku seri ”Muda Berbicara”.

Buku ini memuat 18 tulisan yang ditulis oleh kaum muda. Para penulis buku ini terdiri dari lima penulis yang duduk di bangku sekelah lanjutan atas dan empat penulis berstatus mahasiswa. 

Penulis yang duduk di bangku sekolah lanjutan tingkat atas Ignasius Lintang Nusantara, Amanda Lorensya Putri, Kaylila Firly Kamalin, Theresia Sekar Kinanti Deviatri dan Lovenita Visca Karenina. Sedangkan mahasiswa penulis buku ini Reza Oky Iswiranto, Riana Setiyawati, Derry Sulisti Adi Putra, dan Elsa Bima Bernata.

”Orang-orang muda penyumbang gagasan di buku ini dengan sengaja mengulik perubahanan-perubahan lewat pengalaman dan pengamatan mereka.

Perubahan menjadi nyata ketika ada tindakan, ada eksekusi penyerta opini, ada tindakan yang mengurai keprihatinan, dan ada pribadi-pribadi yang berkehendak baik untuk bergerak,” tulis St. Kartono, editor buku dalam kata pengantar.

Berbagi pengalaman mencatat perubahan

Gagasan-gagasan yang dicatat dalam buku ini gagasan perubahan yang direfleksikan dan dituliskan sebagai buah pengalaman.

Kelompok Pecinta Seni dan Sastra (KOPISISA) ini didirikan atas inisiatif maestro penyair dan seniman asal Purworejo: Soekoso DM.

Elsa Bima Bernata mencatat memberikan perubahan bagi masyarakat, karena sastra sebagai cerminan dan refleksi dari kehidupan mampu mengajak masyarakat melakukan olah pikir dan olah batin (hal. 27)

”Membumikan filsafat dan menyebarkan kesadaran,” demikian ditulis Derry Sulisti Adi Putra yang mencatat perubahan terjadi, ketika belajar filsafat dan bertumbuhnya kesadaran menggali persoalan-persoalan mendasar tentang kesadaran dalam kehidupan sehari-hari serta implikasi-implikasinya bagi aspek-aspek lain dalam kehidupan.

Theresia Sekar Kinanti Deviatri menulis perlunya membagikan unggahan kampanye dan edukasi yang valid mengenai isu-isu sosial seperti kekerasan seksual, kesehatan mental, dan isu lainnya dari komunitas-komunitas penggerak perubahan seperti Jewels Community pada platform media sosial.

Nyontek, no way

Pengalaman siswi yang memegang keutamaan sebagai siswa untuk tidak menyontek dengan judul Nyontek?, No Way dibagikan oleh Lovenita Visca Karenina. Selain tulisan menjaga kejujuran untuk tidak mencontek, Visca membagikan pengalaman mampu berubah setelah tinggal kost di Kota Yogyakarta.

Ia bersikeras belajar hidup mandiri, memisahkan diri dari keluarganya yang tinggal di Cibinong lalu bersekolah di salah satu SMA di Yogyakarta. 

Visca membagikan tulisan dengan judul Masuk SMA, Berpisah dengan Keluarga.

Perubahan adaftif di kelas saat pembelajaran

Reza Oky Iswiranto yang menulis Ruang Kelas Adaftif untuk Kembangkan Potensi Siswa mengutarakan gagasan pentingnya kelas adaftif yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa untuk memberikan ruang kebebasan bagi siswa saat pembelajaran di sekolah.

”Perubahan di ruang kelas tidak harus serta merta jungkir balik, tetapi dapat dimulai tahap demi tahap sehingga kualitas proses pembelajaran tetap terjaga. Guru dan siswa mesti perlu adaftif dalam pembelajaran untuk mengatasi tantangan zaman,” tulis Reza.

Selain tulisan-tulisan di atas masih ada tulisan:

  • ”Bergerak dalam Fiksi di Masa Pandemi”.
  • ”Menyusun Antologi Meningkatkan Literasi”.
  • ”Perpustakaan Desa Banyu Rejo Menyemai Budaya Baca Masyarakat”.
  • ”Mendobrak Zona Nyaman yang Indah”.
  • Dan tulisan-tulisan lain.

Membaca, berbagi dan berubah

Cogito, ergo sum (Aku berpikir, maka aku ada). Tiga kata ini membekas di benak saya saat mengikuti Forum Olah Pikir (FOP) de Britto. Budaya membaca erat dengan budaya berpikir.

“Membaca, karena ingin berpikir. Dan berpikir, karena membaca,” tulis Lintang Nusantara dalam tulisannya di buku ini.

“Kegiatan olah pikir menjadi hal yang penting bagi para siswa dan kaum muda. Berolah pikir bukan tentang persoalan kemampuan memahami tetapi tentang proses bermakna untuk memaknai,” lanjut Lintang dalam tulisanya Membaca, Berbagi dan Berubah.

Buku Mau Bertindak Atau Tidak Catatan Orang Muda Perihal Gerakan Perubahan cocok dibaca oleh para siswa SMA dan mahasiswa serta para guru atau pembimbing kaum muda. Semua ingin bergerak bersama menuju perubahan.

Meskipun perubahan itu kecil dari diri pribadi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here