Home BERITA Bulan Mutasi

Bulan Mutasi

0
Ilustrasi: Mutasi imam-imam diosesan KAS.

Puncta 31.08.22
Rabu Biasa XXII
Lukas 4: 38-44

BULAN Juli-Agustus ini ada banyak mutasi para imam. Di Keuskupan Agung Semarang setidaknya ada 46 imam yang mengalami perpindahan tugas.

Ada imam yang sudah lama bertugas di suatu paroki. Tetapi juga ada yang masih dua atau tiga tahun bertugas.

Perpindahan tugas adalah hal yang biasa bagi para imam.

Kadang umat berkasak-kusuk, kenapa kok romo cepat dipindah? Punya masalah ya?

Atau kalau romonya tidak dipindah-pindah, ada umat yang mulai bernyanyi, “Gembala pergilah cepat-cepat menuju ke Betlehem.” (Menirukan sebuah lagu Natal).

Ada yang menyanyikan lagu yang syairnya diplesetkan, “Sorak-sorak bergembira, bergembira semua. Sudah bebas paroki kita. Kita sudah merdeka.”

Mutasi adalah wewenang Bapak Uskup. Mutasi diperlukan menyesuaikan kebutuhan keuskupan.

Setiap imam selalu siap sedia untuk dimutasi. Untuk itulah mereka ditahbiskan yakni untuk melayani umat dimana pun berada. Imam tidak bisa pilih-pilih.

Bagi para imam, mutasi berarti juga bentuk penyegaran. Berjumpa dengan umat dan kondisi yang baru.

Punya tantangan dan kesempatan untuk mengembangkan hal-hal baru dalam pastoral.

Para imam siap diutus menjalani karya pastoral dimana pun. Ada yang di kota atau desa, bahkan di pelosok pedalaman luar Jawa seperti di Tanjung, Balai Semandang, Tumbang Titi atau di pelosok Papua.

Ada yang di bidang pendidikan atau pastoral kategorial lainnya. Pergi kemana pun dijalani dengan sukacita, karena untuk itulah seorang imam diutus.

Karya Yesus di Kapernaum sungguh berhasil. Ia menyembuhkan ibu mertua Petrus dari sakit demam.

Lalu banyak orang datang minta disembuhkan juga. Bahkan setan-setan diusir-Nya.

Sepanjang hari Yesus melayani banyak orang. mereka selalu mencari-Nya.

Karya pelayanan-Nya sukses besar. Orang-orang berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.

Kalau bisa Yesus berlama-lama menetap di kota mereka. Tetapi Yesus berkata, “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil sebab untuk itulah Aku diutus.”

Yesus harus menjalani mutasi, berpindah-pindah untuk mewartakan Injil.

“Untuk itulah Aku diutus.” Dengan demikian semakin banyak orang diselamatkan. Kita juga diutus untuk mewartakan Kabar Gembira.

Jangan kita hanya diam, tinggal menetap, “mager” malas bergerak. Masih ada banyak orang yang mengharapkan bisa mendapat Kabar Sukacita.

Apalagi sekarang bukan hanya Universe dunia pengutusan kita, tetapi ada dunia baru yang bernama “Metaverse.”

Dunia baru itu juga perlu diberi warta Injili. Sudah siapkah kita diutus ke sana?

Punya tetangga dekat di Singapura,
Tidak semua boleh masuk ke sana.
Mari kita jelajahi seluruh dunia,
Untuk mewartakan Kabar Gembira.

Semarang, siap diutus lagi….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version