Bacaan 1: Yes 61:9-11
Injil: Luk 2:41-51
Dalam budaya masyarakat Jawa, sikap menghormati dengan cara berlaku santun dan lembut kepada orang yang lebih tua telah ditanamkan sejak kecil. Anak muda harus menaruh hormat pada orang yang lebih tua.
Menyapa terlebih dulu, tersenyum ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, berbahasa halus, menunduk atau membungkukkan badan ketika lewat di depan orang yang lebih tua adalah hal-hal yang diajarkan dan ditanamkan sejak masih anak-anak.
Saya tidak bisa membayangkan saat Bunda Maria menanyakan sikap Tuhan Yesus yang meninggalkan Bunda Maria dan Santo Yusuf (mungkin sambil “ngelus dada”) dan dijawab (terkesan) kasar.
“Mengelus dada” adalah sebuah ungkapan menahan emosi atau amarah. Tak hanya sekedar ungkapan, seseorang terkadang benar-benar sambil mengelus dadanya.
“Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
Menurutku, dalam ukuran saya sebagai orang Jawa, Santo Yusuf dan ibu Maria pantas tersinggung dan marah.
Jawaban Tuhan Yesus terkesan kasar dan tentu kurang berkenan di hati mereka selaku orang tua-Nya.
Namun Bunda Maria justru menyimpannya dalam hati, sama seperti saat ia menerima kabar sukacita dari Malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung. Bunda Maria (mungkin) tidak paham kehendak Allah namun memilih menyimpannya dalam hati.
Hari ini Gereja Katolik merayakan “Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria”.
Hati yang menyimpan rahasia kehendak Allah lewat perkataan Tuhan Yesus, yang tentu saja adalah Sabda Suci. Maria terus merenungkannya sebagai kehendak Allah yang harus terjadi dalam hidupnya.
Itulah maka Gereja Katolik mengimani hati Bunda Maria adalah hati yang suci (tak bernoda).
Nabi Yesaya menubuatkan bahwa kita semua pengikut-Nya adalah keturunan yang diberkati Allah. Sama seperti Bunda Maria yang menjadi saluran Berkat-Nya, kita pun mendapatkan tugas yang sama. Sehingga semua orang akan bersukacita.
“Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya.”
Pesan hari ini
Jangan hanya bisa “ngelus dada” tapi teladani sikap Bunda Maria yang menyimpan kehendak dan sabda-sabda Tuhan Yesus dalam hatinya.
Menjadi pribadi yang rendah hati dan saluran berkat dari Tuhan.
“Mereka yang mampu berlapang dada, akan lebih mudah dalam menjalani kehidupan selanjutnya.”