SALAH satu kekhasan umat Katolik adalah kedekatannya dengan Bunda Maria. Hal itu ditunjukkan dari banyaknya pengungkapan iman dalam bentuk devosi kepada Bunda Maria.
Salah satu pengungkapan iman tersebut adalah pembuatan tempat-tempat ziarah Bunda Maria. Umat Katolik berziarah ke tempat-tempat tersebut untuk menunjukkan cintanya kepada sang Bunda serta memohon doanya.
Umat merasa lebih tenang berdoa dan doa mereka dikabulkan Tuhan berkat bantuan sang Bunda.
Dalam misteri Kristus dan Gereja, Santa Perawan Maria Bunda Allah memegang peranan yang penting. Untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita Kristus turun dari sorga, dan Ia menjadi daging oleh Roh Kudus dari perawan Maria”.
Misteri Ilahi keselamatan itu diwahyukan kepada kita dan tetap berlangsung dalam Gereja, yang oleh Tuhan dijadikan Tubuh-Nya. Di situ kaum beriman, dalam persatuan dengan Kristus Kepala, dan dalam persekutuan dengan semua para Kudus-Nya, wajib pula merayakan kenangan “pertama-tama Maria yang mulia dan tetap Perawan, Bunda Allah serta Tuhan kita Yesus Kristus” (LG. 52).
Selanjutnya dalam Lumen Gentium juga ditegaskan bahwa Maria menjadi tanda harapan yang pasti dan penghiburan bagi umat Allah yang menggembara di dunia (LG. V). Berulang-ulang kali Maria menyatakan dirinya dan membawa pesan-pesan perdamaian.
Maria selalu datang di saat peradaban Manusia mengalami situasi yang tidak baik. Sebut saja penampakan bunda Maria di Lourdes, Guadalupe, Fatima, Medjugorje, dan tempat-tempat lain. Tempat-tempat tersebut kemudian menjadi tempat ziarah, khususnya bagi mereka yang mengharapkan bantuan doa Sang Bunda.
Menyadari hal itu, umat Katolik senantiasa mengembangkan devosi kepada Bunda Maria. Hal ini sudah terjadi sepanjang sejarah, sejak ia digelari Bunda Allah, hingga saat ini (Bdk. LG. 66).
Hingga saat ini Gereja senantiasa mendorong umat untuk memberikan bakti khusus kepada Bunda Maria. Bakti itu bersumber pada iman yang sejati, yang mengajak kita untuk mengakui keunggulan Bunda Allah, dan mendorong kita untuk sebagai putera-puterinya mencintai Bunda kita dan meneladan keutamaan-keutamaannya (LG. 67).
Devosi adalah ungkapan kasih, karenanya tidak bersifat mutlak dan mengikat. Namun jika dilakukan dengan baik dan benar, devosi dapat menumbuhkan iman, harapan dan kasih kepada Tuhan. Dengan berdevosi kepada Bunda Maria, kita akan terdorong untuk mengikuti teladan hidupnya, yang menunjukkan kasih sepenuhnya kepada Tuhan.
Namun, umat senantiasa perlu diberikan pemahaman yang baik tentang maksud devosi kepada Bunda Maria agar dapat berdevosi dengan baik dan benar.
Salah satu tantangan khususnya di Mamasa adalah pengaruh yang sangat besar dari Gereja-gereja berbagai denominasi . Berbagai pertanyaan pasti akan muncul terkait dengan devosi ini.
Maka dari itu, umat Katolik juga harus bisa memberikan penjelasan yang baik tentang devosi kepada Bunda Maria.
Sejarah Bukit Ziarah Pena di Mamasa, Sulbar
Salah satu tempat ziarah Bunda Maria di Keuskupan Agung Makassar adalah Bukit Ziarah Pena, Paroki Santo Petrus Mamasa.
Tempat ziarah ini berada di Wilayah Stasi Santo Matius Pena, Desa Sepakuan, Kecamatan Balla, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.
Tempat ziarah ini didirikan pada tahun 1987 oleh Pastor Alex Maitimo Pr, pastor paroki saat itu. Pada awal masa pelayanannya tahun 1986, muncul gerakan batin untuk menyandarkan karya pelayanan pastoral dalam dukungan doa Bunda Maria.
Bersama doa Bunda, ada harapan semoga kedepannya iman serta perkembangan umat di Paroki ini semakin bertumbuh. Dan boleh disimpulkan bahwa tujuan tersebut sungguh terwujud dengan pesatnya pertumbuhan umat Katolik di Paroki ini hingga saat ini.
- Untuk pusat Paroki, umat awal sejak berdiri pada tahun 1967 sebagai paroki hanya berjumlah 7 KK. Kini umat di pusat paroki berjumlah 113 KK.
- Kemudian Stasi Pena sebagai tempat berdirinya tempat ziarah tersebut yang awalnya hanya berjumlah 4 KK, sekarang menjadi 57 KK.
- Umat secara keseluruhan di Paroki ini adalah 400 KK.
Menjawab tantangan lokal
Tempat ziarah ini juga didirikan untuk menjawab keprihatinan tentang persoalan-persoalan keluarga yang cukup banyak terjadi di Mamasa. Diharapkan umat bisa berteladan pada kesetiaan Bunda Maria dan memohon doanya bagi persatuan keluarga.
Semoga melalui doa bunda, kesadaran akan tanggungjawab dalam keluarga senantiasa diperhatikan, sehingga terciptalah damai dan kerukunan di tengah keluarga dan masyarakat.
Maka, pada awalnya, Pastor Alex lalu memberi nama “Maria Ratu Pencinta Damai” untuk tempat ziarah ini.
Sejarah awalnya
Kisah awal mula berdirinya tempat ziarah Bunda Maria Bukit Pena berawal dari kunjungan Pastor Alex ke Stasi Pena, ketika ia mulai bertugas di Paroki Mamasa. Setiap berkunjung ke Pena, ketika menikmati kopi yang disiapkan umat, ia selalu menggantung-gantungkan cincinnya sambil mempehatikan ke atas bukit Pena di dekat rumah umat tersebut.
Bukit tersebut terlihat sangat sejuk dan indah, dan di kaki bukit terdapat sungai yang airnya sangat dingin dan jernih. Ia lalu bertanya lokasi siapa di atas bukit itu. Umat yang juga pengantar tersebut menjawab bahwa itu adalah lokasi kandang kerbau nenek.
Setiap kunjungan ia selalu bertanya hal yang sama, hingga ia mengatakan apakah kita bisa membuat sebuah gua Maria di atas bukit itu. Pengantar mengatakan silahkan karena itu adalah lokasi umat.
Selesai Perayaan Paskah tahun 1986, diinfokanlah kepada 7 stasi di Wilayah II bahwa pada tanggal 9 Mei 1986, mereka berkumpul di Pena untuk membabat lokasi tersebut sebagai lokasi gua Maria. Setelah lokasi tersebut dibabat, diratakan dan dipatok, diumumkanlah ke tingkat paroki bahwa lokasi tersebut akan menjadi sebuah tempat ziarah paroki.
- Awal tahun 1987, mulailah projek pembangunan gua Maria.
- Awal Februari tahun itu Pastor Alex kemudian membawa OMK Paroki Mamajang (3M) sebanyak 32 orang. OMK Mamajang bersama seorang ahli teknik elektro bernama Bpk. Albert dari Makassar membantu umat Paroki Mamasa membangun gua Maria terus-menerus hingga peresmiaannya pada tanggal 5 Mei 1987.
- Peresmian bukit Ziarah Bunda Maria Pena, Ratu Pencinta Damai, dipimpin oleh Bapak Uskup Keuskupa Agung Makassar, Mgr. Van Russel CICM. bersama Pastor Alex Maitimon Pr sebagai Pastor Paroki.
- Semua umat paroki bersama dengan umat dari paroki lain khususnya dari Makassar hadir dalam peresmian itu.
Mulai saat itu, kunjungan ke tempat ziarah ini tidak pernah putus. Kunjungan tersebut entah yang berupa kunjungan atau ziarah pribadi umat khususnya dari Makassar setiap saat, maupun ziarah besar setiap tahun yang awalnya dilaksanakan setiap Mei.
Dalam pemberkatan dan peresmiannya itu disepakati bahwa tempat itu adalah tempat ziarah keuskupan. (Berlanjut)
PS: Bahan penulisan artikel ini dikerjakan oleh Tim Pengembangan Ziarah yakni Pastor Otto Pr, Pastor Antonius Pabendon Pr, dan Pastor Faranskuo Edynto Midun Pr.