“CINTA Keluarga Membungkam Narkoba” demikian tema yang diangkat dalam acara Café Rohani yang diselenggarakan oleh para Frater dari Biara Skolastikat OSC di Jalan Sultan Agung 2 Bandung akhir September 2017 lalu. Kegiatan yang diadakan dua bulan sekali ini mengangkat berbagai tema dalam kehidupan, kali ini mengupas tentang “Narkoba dan Peranan Keluarga, baik dalam Pemulihan maupun Pencegahan”.
Acara yang sebagian besar diikuti oleh kaum muda ini menghadirkan tiga orang narasumber dari Panti Rehabilitasi Narkoba Yayasan Sekar Mawar yaitu Pastor Yulius Hirnawan OSC (Ketua Pengurus), Yeremias Jebaut S.St (Program Manager) dan Agus Wirawan (Konselor).
Keluarga, sumber pengaruh utama
Keluarga merupakan tempat untuk tumbuh dan berkembangnya seseorang, ketika salah satu anggotanya terkena masalah penyalahgunaan narkoba, maka seluruh keluarga itu akan ikut merasakan dampaknya. Peran keluarga sangat dibutuhkan ketika seseorang menjalani rehabilitasi, mereka berperan sebagai pemberi dukungan dan pendamping pemulihan.
Konsep kekeluargaan juga ada dalam Komunitas Terapi (Therapeutic Community – TC), anggota komunitas saling mendukung dan membantu untuk mengatasi penyakit adiksi. Lingkungan yang nyaman seperti keluarga merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam proses pemulihan.
Konselor Agus Wirawan, ketika berbagi pengalaman, menceritakan bahwa keluarganya mempunyai peran yang sangat besar baik ketika dia jatuh dalam dunia narkoba, saat menjalani pemulihan, maupun setelah keluar dari Panti Rehabilitasi. Saat ini, ketika sudah berkeluarga, ia ingin mewujudkan keluarga yang hangat dan penuh perhatian, sebuah keluarga yang memiliki suasana kebersamaan dan bisa menjadi tempat untuk berbagi cerita.
Cinta dalam keluarga merupakan alat yang ampuh dalam mencegah pengaruh negatif dari luar, termasuk penyalahgunaan narkoba.
Yeremias Jebaut menjelaskan tentang peran komunitas dalam program pemulihan di Panti Rehabilitasi. Di dalam komunitas terapi, orang saling mendukung dan mengatasi permasalahan secara bersama-sama. Isi Credo (The Creed) dalam TC di antaranya tertulis “Here, together with my fellows, I can at last appear clearly to myself”.
Di sini, di dalam kebersamaan dengan teman, orang bisa dengan jelas mengenali dirinya sendiri, dari situ orang bisa berubah dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Acara Café Rohani terasa santai, karena selain berhiaskan warna-warni lampu dan nyala lilin, juga diselingi dengan tampilan musik dari para Frater, Orang Muda Katolik (OMK), serta misdinar Gereja Katedral Bandung. Di sela-sela talk show, para frater juga melayani dengan membagikan menu khas Café Rohani yaitu sekoteng dan bubur ayam. Anak muda yang hadir di situ merasakan suasana café yang nyaman dalam kebersamaan dengan teman-temannya.
Rm. Yulius Hirnawan OSC, dalam penutupnya, mengharapkan agar keluarga dapat mengambil langkah yang tepat seandainya menemukan anggotanya bermasalah dengan narkoba. Selama ini sering ditemukan bahwa keluarga justru menyembunyikan atau menutupi, karena menganggap hal itu sebagai aib. Keluarga hendaknya memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup tentang narkoba, sehingga dapat memberikan solusi atau penanganan yang tepat bagi anggotanya yang bermasalah dengan narkoba.
Anastasia C – Yayasan Sekar Mawar Keuskupan Bandung
Pusat Rehabilitasi NAPZA – Therapeutic Community