Cara Kerja Firman Tuhan

0
255 views
Menabur benih

Bacaan 1: Yes 55:10-11

Bacaan 2: Rm 8:18-23

Injil: Mat 13:1-23

Sejak kejatuhan manusia pertama dalam dosa, Allah tak henti-hentinya terus berusaha menarik kembali ke pangkuan-Nya. Firman-Nya terus bekerja melalui para utusan-Nya.

Hari ini kita mendapatkan pengajaran dari Kitab Suci cara kerja Firman-Nya.

  • Yesaya: Firman-Nya bekerja seperti siklus air
  • Tuhan Yesus: Firman-Nya bekerja seperti benih yang ditabur
  • Paulus: pemaknaan penderitaan duniawi

Dalam “siklus air”, air jatuh ke bumi sebagai hujan lalu ada yang mengairi sawah, kebun, meresap ke dalam tanah dan sisanya mengalir di sungai ke laut lalu menguap ke udara dan kembali menjadi hujan. Demikian seterusnya.

Air kembali ke langit tanpa sia-sia karena ia terus memberi berkat selamanya pada bumi.

“…demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”

Karena warga Yahudi banyak yang beraktifitas sebagai petani (terutama Anggur) maka Tuhan Yesus mengajar tentang Firman-Nya dalam perumpamaan “Tabur Benih”.

Ada empat macam lahan yang masing-masing memberikan tanggapan berbeda-beda.

Ada yang tidak menanggapi (lahan pinggir jalan), ada yang hanya menanggapi sebentar saja lalu hilang (lahan tanah berbatu), ada yang menanggapi namun masih memiliki kekuatiran duniawi (lahan semak berduri) dan ada yang menanggapi dengan sukacita dan mengabarkan lagi pada semua orang (berbuah karena lahannya subur).

“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”

Banyak jemaat Roma waktu itu memaknai Firman Tuhan hanyalah sukacita saja sehingga saat mengalami penderitaan mereka lantas kecewa. Padahal selama hidup di dunia manusia tak bisa lepas dari penderitaan.

Banyak orang berpikir, mengikut Tuhan Yesus pasti hidup bahagia.

Ya betul, namun bukan kebahagiaan duniawi yang ditawarkan-Nya. Tuhan Yesus sendiri bahkan harus mengalami kisah sengsara hingga wafat di kayu salib untuk menebus kebahagiaan kekal manusia.

Paulus mengingatkan bahwa penderitaan duniawi itu hanya sebentar saja dan hitung-hitung ikut merasakan penderitaan Kristus di dunia.

Sama seperti kebahagiaan ibu yang sukacita anaknya lahir namun harus merasakan sakit sebentar.

Pesan hari ini

Kamu termasuk jenis lahan yang mana?

“Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai. Itulah hukum alam.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here