MASA tanggap darurat akan berakhir tanggal 5 Mei 2021 mendatang. Ini menjadi titik awal bagi Caritas Indonesia melalui Yayasan Karina KWI dan jaringannya untuk memulai masa transisi.
Masa transisi ini digunakan untuk menentukan titik dan jenis intervensi yang akan dilakukan pada fase pemulihan.
“Di wilayah pelayanan Caritas Keuskupan Larantuka akan dilakukan intervensi Multi-Purpose Cash Assistance (MPCA), pendidikan alternatif, dan psikososial,” ujar Direktur Eksekutif Caritas Indonesia, Romo Fredy Rante Taruk Pr kepada Sesawi.Net, Jumat (23/4/2021).
Jenis intervensi tersebut, menurut Fredy, akan melengkapi program kebersihan dan promosi kesehatan dalam mitigasi penyebaran Covid-19.
Dana tunai
MPCA merupakan pembagian dana tunai kepada para penyintas.
Dana ini diharapkan dapat digunakan untuk pembelian peralatan kebersihan rumah tangga, alat rekonstruksi rumah, dan kebutuhan dasar.
Intervensi ini, menurut Fredy, mengadaptasi dari respon yang sudah pernah dilakukan oleh Caritas Indonesia di Palu saat terjadi gempa likuifaksi dan tsunami tahun 2018 lalu.
Besaran dana yang dikucurkan akan mengikuti skema yang dianjurkan oleh Pemerintah.
Berkisar antara Rp 500.000,00–Rp 1.000.000,00 per KK.
“Wilayah pelayanan Caritas Keuskupan Weetebula masih belum tersentuh dari rencana lembaga kemanusiaan yang tergabung dalam Pokja Bantu untuk mengintervensi melalui MPCA,” jelas Leo Depa Dey, Koordinator ER/DRR Caritas Indonesia.
Rehabilitasi
Hasil kajian dan intervensi yang dilakukan selama masa tanggap darurat hingga transisi akan berperan penting dalam fase pemulihan.
Fase ini akan digunakan oleh Caritas Indonesia bersama lembaga donor, donatur, dan pihak lainnya untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi mulai 6 Juni–5 Mei 2022.
Penguatan kapasitas
Rehabilitasi kehidupan pasca bencana penting dilakukan dengan menguatkan kembali kapasitas warga.
Kualitas hidup yang berkelanjutan menjadi dasar dari penentuan jenis intervensi yang biasa disebut livelihood program.
Ini akan menjadi titik awal kebangkitan untuk hidup seperti sedia kala.
Pembagian bibit tanaman pertanian, perikanan, dan perkebunan adalah fokus utama.
Program Ketahanan Pangan yang sudah dilakukan dalam masa pandemi Covid-19 bersama Jaringan Nasional Caritas akan diadaptasi sesuai dengan kalender musim pertanian di NTT.
Penunjang kehidupan yang berkelanjutan ini diberikan juga melalui rekonstruksi rumah tinggal warga yang terkena banjir bandang dan tanah longsor.
Ini juga mengadaptasi serangkaian respon kemanusiaan yang pernah dilakukan oleh Caritas Indonesia.
Project Shelter di Palu, Sulawesi Tengah, dan Mamuju, Sulawesi Barat, menjadi project percontohan bagi intervensi ini di NTT.
Pulau Adonara dan Pulau Lembata menjadi wilayah yang akan mendapatkan perhatian serius mengenai pembangunan rumah tinggal.
“Tingkat kerusakan yang parah dan lokasi yang terpisah dari pulau utama menjadi dasar kami melakukan intervensi di sana,” ujar Fredy.
Tentang Caritas Indonesia
Caritas Indonesia (Yayasan Karina KWI) secara hukum didirikan pada tanggal 17 Mei 2006.
Ini adalah lembaga kemanusiaan resmi milik KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) yang menerima mandat sebagai pusat koordinasi, fasilitasi dan animasi Gereja Katolik di Indonesia dalam menjalankan misi kemanusiaan.
Terlebih untuk membantu para korban bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh tindakan manusia.
Lingkup wilayah pelayanan Caritas Indonesia mencakup seluruh 37 Keuskupan di Indonesia.
Caritas Indonesia mengembangkan kerjasama lintas komisi di KWI dan lembaga gerejawi lainnya dalam isu-isu pelanggaran hak asasi manusia, konflik dan kekerasan sosial, dialog antaragama dalam aksi kemanusiaan, ketidakadilan jender dan berbagai tindak ketidakadilan sosial.
Humanitarian Forum Indonesia (HFI)
Selain itu, Caritas Indonesia juga berperan dalam terbentuknya Keluarga Humanitarian Forum Indonesia (HFI). Ini merupakan wadah lembaga kemanusiaan berbasis agama, menjalin relasi dan kerjasama dengan BNPB serta lembaga pemerintah maupun non pemerintah lainnya.
Pelayanan ini untuk mewujudkan kasih Gereja Katolik yang universal.
Caritas Indonesia terus menjalankan perannya sebagai koordinator, fasilitator, dan animator bagi Caritas–PSE Keuskupan bersama dengan seluruh elemen Gereja Katolik Indonesia.
Dalam masa transisi, antara tanggap darurat dan rehabilitasi–rekonstruksi, Caritas Indonesia bersama Jaringan Nasional Caritas telah merencanakan beberapa jenis intervensi.
Cakupan sektor WASH, kesehatan–psikososial, pendidikan, dan pemulihan ekonomi termasuk di dalamnya.
Masa transisi ini bertujuan agar dalam fase pemulihan dapat dilaksanakan secara tepat, cepat, dan akurat.
Narahubung:
Dhion Gumilang: +62811-9951-258; comm@karina.or.id
Link dokumentasi: https://drive.google.com/drive/folders/13Pdno5MVTGu4Y_DkYyWxnc-Ba1zwhVNg?usp=sharing