SEBUT saja namanya Rius, lahir dan berasal dari Klaten, pernah menjadi frater OMI (Oblat Maria Imakulata) dan kemudian menikahi gadis dari tlatah Kawunganten, Kabupaten Cilacap. Ketika berita gempa menerpa Taiwan, pria yang dulu sering menjadi kapten tim sepakbola Seminari Mertoyudan ini mengaku tak bisa berkata apa-apa. Sementara istrinya nyaris sedari pagi hingga menjelang siang selalu nangis sesenggukan, Rius hanya bisa pasrah ketika berita gempa dahsyat melanda Taiwan, hari Sabtu menjelang siang hari tanggal 6 Februari 2016 kemarin.
Ketika Sesawi.Net menghubungi Rius, dia hanya bisa menjawab: “Wis, pasrah wae karo Sing Kuwasa (Ya sudah mau apa lagi, kecuali hanya bisa pasrah sama Yang Maha Kuasa).”
Rius mengaku sudah berkali-kali melakukan hubungan kontak telepon dan wa dengan puterinya yang kini tengah menempuh studi di Taiwan. Hatinya makin kecut dan nyali istrinya seperti dibetot paksa, ketika mendengar bahwa pusat gempa itu terjadi di Tainan, kota tua tak jauh dari Kaoshiung, Taiwan.
Pasangan suami-istri ini pantas hanya bisa pasrah sembari menangis, ketika mendengar gempa itu melanda Tainan. Itu karena putrinya Ovy tengah berlibur bersama teman-teman Indonesia dan mereka meninggalkan Kaoshiung menuju sebuah kota kecil tak jauh dari pusat gempa itu.
Tiga jam kemudian setelah intensif mengadakan kontak, barulah Rius dan istrinya bisa bernafas lebih lega. Puteri tunggalnya Ovy akhirnya mengirim pesan singkat melalui Wa: ” It is the strongest earthquake I have ever felt. Seems like I have been panic after getting up from bed; nothing I could do but just go downstairs to see whether the building were gonna collapse or not…but one thing, thank’s God, I’m safe”.
Kalimat singkat yang muncul di gadget Rius pada pukul 12.35 WIB itu akhirnya membuatnya membuncah bungah. istrinya langsung ceria, begitu tahu Ovy selamat dari bencana gempa yang melanda Tainan, tak jauh dari Kaoshiung, Taiwan.
Ovy adalah alumnus SMA Ursulin Solo dan mendapat beasiswa belajar di Taiwan atas prakarsa para suster-suster Ursulin (OSU) di Surakarta dan Taiwan,
Ovy berangkat meninggalkan Bekasi Timur pertengahan Juni 2015 lalu setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah atasnya di SMA Ursulin Surakarta.
Puji Tuhan, Ovy selamat bersama dua rekan mahasiswa Indonesia yang ikut liburan bersamanya. Tapi kita perlu mendoakan Taiwan dan para keluarga korban semoga diberikan ketabahan menghadapi bencana alam ini.
Deo Gratias.
Kredit: Ilustrasi (Ist)