“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabda-Ku tidak akan berlalu.” (Luk 21,33)
TADI pagi saya masih melihat langit berwarna biru dan cerah; matahari mulai nampak dan memancarkan sinarnya. Saat ini langit sudah penuh dengan mendung putih; Gunung Slamet juga tertutup kabut; matahari pun tidak leluasa memancarkan sinarnya. Betapa cepat cuaca berubah; warna biru berganti mendung; panas berganti dengan hujan; awan putih berlalu dan berganti awan hitam.
Banyak hal mudah berganti dan berlalu dengan cepat. Hal ini tidak hanya terbatas pada awan, cuaca atau suasana alam semesta, tetapi juga dalam banyak hal yang lain, termasuk dalam hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Fisik manusia bisa berubah dengan cepat: dari kecil menjadi besar, dari kurus menjadi gemuk, dari halus menjadi keriput, dari gagah perkasi menjadi krepo dan loyo; sikap dan perilaku orang pun bisa cepat berganti dari membenci, menentang atau melawan berubah mendukung, membela dan siap pasang badan.
Masa-masa indah, menarik dan manis cepat berlalu dan berganti dengan suasana panas, penuh konflik dan pertengkaran; masa-masa jaya dengan pangkat, kuasa dan popularitas juga cepat berlalu; rencana dan keputusan hidup yang sudah dipilih untuk dilakukan, tiba-tiba dibatalkan begitu saja.
Banyak hal dalam diri manusia begitu cepat berubah, berganti dan berlalu: fisik, perasaan, pikiran dan kehendak. Tidak ada sesuatu yang tetap dan abadi; banyak hal cepat expired, usang, tidak aktual dan relevan. Setiap masa dan jaman selalu punya mode dan gaya serta ciri khasnya tersendiri; setiap generasi juga punya keunikannya. Semuanya pun akan berlalu juga.
Hanya sabda Tuhan yang tidak akan berlalu, selalu aktual dan relevan untuk setiap orang dari segala jaman. Sabda Tuhan tidak pernah usang atau expired, tetapi selalu relevan, aktual dan mampu menyentuh hati orang beriman.
Teman-teman selamat siang dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)