SETELAH selesai mengikuti The 11th World Congress on Adolescent Health, di Hotel Pullman Aerocity, New Delhi, sebuah konggres yang terinspirasi oleh Parikesit, yang dinobatkan sebagai raja saat remaja (adolescent) dalam epik Bharatayuda yang asli India, segera muncul inspirasi baru. Kami akan menyusuri jejak epik asli India yang tidak kalah hebat, yaitu Ramayana, dan juga mengucap syukur atas semua rahmat Tuhan yang telah tercurah. Akhirnya kami memutuskan terbang ke Chinnaei di negara bagian Tamil Nadu, India selatan.
Mengapa ke Chennai yang dulu bernama asli Madras?
Ramayana dari Bahasa Sansekerta yang berarti “Perjalanan Rama” adalah sebuah kisah kepahlawanan dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki atau Balmiki). Wiracarita Ramayana terdiri dari tujuh kitab yang disebut Saptakanda dan kitab ke 5, yaitu Sundarakanda menceritakan kisah bala tentara Kiskindha yang membangun Jembatan Situbanda, untuk menghubungkan India dengan Alengka.
Kerajaan Alengka atau Lanka adalah nama sebuah kerajaan pada sebuah pulau di selatan India, yang diperintah oleh Raja Rawana pada zaman Ramayana dulu. Sekarang kerajaan tersebut menjadi sebuah negara berdaulat yang dikenal dengan nama Sri Lanka. Selain itu, kehadiran rahmat Tuhan yang sangat melimpah, semakin terasa apabila disyukuri dengan berziarah ke makam salah seorang rasul atau murid Yesus kristus, yaitu Thomas.
Makam St. Thomas Rasul
Untuk merasakan sensasi Sri Lanka di India dan berziarah ke makam Santo Thomas, yang terbaik adalah dengan mengunjungi Chennai.
Suku Tamil adalah sebuah kelompok etnis dari Bangsa Dravida, yang dipercaya sebagian ahli sebagai warga Kerajaan Alengka saat Rawana dulu berkuasa. Dengan populasi sekitar 77 juta jiwa yang tersebar di seluruh dunia, suku Tamil adalah salah satu bangsa tanpa negara, yang tertua dan terbesar di dunia modern.
Tamil Nadu ialah salah satu negara bagian di selatan India, mayoritas penduduknya adalah suku Tamil, dengan ibu kota di Chennai.
Menurut sebuah survei ‘Quality of Living’ dari Mercer yang dirilis pada awal tahun 2016, Chennai disebut sebagai kota yang paling aman di India, dan Chennai juga dikenal sebagai kota terbesar keempat di India. Tak hanya itu, Chennai yang dulunya dikenal dengan nama Madras, merupakan salah satu kota yang banyak dikunjungi wisatawan luar negeri.
Menurut data dari ‘Euromonitor’ 2016, Chennai berada di posisi 38, untuk kategori kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan luar negeri. Chennai juga dikenal sebagai ‘food city’ terbaik kedua dunia versi National Geographic 2015. Menurut majalah Forbes, Chennai adalah salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia (Forbes-Top 10 Fastest Growing Cities in the World) 2015.
Madras
Sejarah modern Chennai dimulai dengan kedatangan bangsa Portugis pertama kali pada tahun 1522 dan membangun sebuah pelabuhan bernama São Tomé, karena St. Thomas diyakini telah berkotbah di daerah tersebut antara tahun 52 dan 70. Pada tahun 1612, bangsa Belanda kemudian mendirikan benteng di dekat Pulicat, sebelah utara Chennai.
Pada tanggal 22 Agustus 1639, yang disebut Hari Madras (Madras Day), the English East India Company, yaitu sebuah perusahaan perdagangan Inggris di bawah Francis Day, mendapat lisensi untuk membangun benteng. Raja Damarla Chennappa Nayakudu dari Chandragiri, memberikan izin untuk membangun pabrik dan gudang untuk perusahaan dagang mereka. Wilayah ini kemudian menjadi desa nelayan yang dikenal sebagai Madraspatnam.
Setahun kemudian, Inggris membangun Fort St. George, pemukiman Inggris pertama di India, yang menjadi inti kota kolonial Inggris dan asal muasal kota Chennai. Pada tahun 1746, Benteng St. George dan Madras dikalahkan oleh bangsa Prancis di bawah Jenderal La Bourdonnais, Gubernur Mauritius.
Inggris kembali menguasai Chennai tahun 1749 melalui Perjanjian Aix-la-Chapelle dan pada abad ke-18, Inggris telah menaklukkan sebagian besar wilayah di sekitar Tamil Nadu dan menetapkan Madras sebagai ibukota.
Setelah India merdeka pada tahun 1947, *Chennai menjadi Ibukota Negara Bagian Madras, yang dinamai sebagai Tamil Nadu pada tahun 1969. Pertarungan keras tahun 1965 terhadap pengenaan kewajiban bahasa Hindi dan bahasa Inggris di seluruh India, di negara bagian tersebut menandai perubahan besar dalam dinamika politik kota dan akhirnya berdampak besar pada keseluruhan negara.
Pada tanggal 17 Juli 1996, kota yang dikenal sebagai Madras secara resmi berganti nama menjadi Chennai, sesuai dengan kecenderungan nasional India bahwa nama yang berbau Inggris (Anglicised names) akan dikurangi.
Petualangan di Chennai
Petualangan kami di Chennai dimulai dari Hotel ibis Chennai Sipcot tempat kami menginap, yang beralamat di Plot no 34, Old Mahabalipuram Road, Egattur, Chennai 603 103, India. Kami awali hari dengan menikmati sarapan menu makanan terkenal di India bahkan dunia yang berasal dari Chennai, yaitu nasi Briyani.
Makanan ini seperti namanya, berbahan dasar nasi yang dicampur dengan berbagai rempah-rempah, sayuran serta daging. Hampir mirip dengan nasi goreng di Indonesia, hanya saja rasa dan pengolahannya cukup berbeda. Kami juga sempat menikmati Chapati, yakni sebuah makanan yang terbuat dari tepung gandum dan garam, yang dipanggang dengan sebuah pemanggang yang terbuat dari tanah liat. Dan setelah matang, makanan ini biasanya akan disantap dengan kari daging maupun kari sayuran.
Oleh karena aplikasi untuk memesan taksi ‘uber’ dan ‘ola’ kami bermasalah, kami dibantu petugas hotel untuk menyewa sedan Suzuki Meroti Swift warna putih dan siap mengantar kami keliling kota Chennai. Sebagian besar industri otomotif India berada di dalam dan di sekitar kota Chennai, sehingga Chennai mendapat julukan “Detroit of India”, mengacu pada kota Detroit di AS yang menjadi pusat otomotif kebanggan AS.
Penghasilan kota Chennai berbasis mobile manufaktur, sekitar 40 persen dari industri otomotif India dan 45 persen industri komponen mobil. Sejumlah besar perusahaan otomotif termasuk Royal Enfield, Hyundai, Renault, Robert Bosch, Nissan Motors, Ashok Leyland, Yamaha Motor, Daimler AG, Caterpillar Inc., Komatsu Limited, Bharat Benz, Ford, BMW dan Mitsubishi, memiliki pabrik manufaktur di Chennai. Bahkan gedung futuristik TATA Consultancy Services (TCS), untuk mendukung pemasaran TATA, sebuah industri mobil terbesar di India, berdiri megah di samping hotel kami.
Selanjutnya kami mengunjungi MGR Memorial adalah tugu peringatan yang dibangun di pantai Marina di Chennai, India, untuk mengenang mantan Menteri Utama atau Kepala Negara Bagian Tamil Nadu, Marudur Gopalan Ramachandran (17 Januari 1917 – 24 Desember 1987), yang lebih dikenal sebagai MGR.
Tokoh MGR adalah seorang aktor, pembuat film dan politikus India yang menjabat sebagai Menteri Utama Tamil Nadu selama sepuluh tahun antara 1977 dan 1987. Dibangun di atas tanah seluas 8,25 hektar, tugu peringatan tersebut merupakan makam mantan Menteri Utama Tamil Nadu dan penerusnya, yaitu MGR J. Jayalalithaa, yang dibangun pada tahun 1988 dan diresmikan oleh Janaki Ramachandran, istri M. G. Ramachandran, pada bulan Mei 1990.
Tugu ini dirancang oleh Arsitek Pak K. Ramachandran dengan pintu masuk merupakan simbol dua daun lambang dari partai politik terbesar, yaitu AIADMK (All India Anna Dravida Munnetra Kazhagam). Selain itu, juga ada patung Pegasus, kuda dari mitologi Yunani, rumput Korea, dan tanaman hias eksotis seperti palmyra alpha, kurma, laba-laba lily dan atinium, yang semuanya berpadu sangat eksotik di pinggir Pantai Marina.
Pantai Marina sepanjang 12 kilometer ini dikenal sebagai pantai urban terpanjang kedua di dunia.
Di sini pun terdapat berbagai bangunan tua yang didirikan pada saat pendudukan pemerintah kolonial Inggris di India. Jadi tak hanya bisa menyaksikan keindahan pantai, namun juga dibarengi aktivitas berkeliling gedung-gedung tua berarsitektur menarik. Nama Pantai Marina juga digunakan untuk nama pantai yang terletak di Semarang, Lampung, Bantaeng, Batam, Ancol, Anyer, Bontang dan Jepara.
Namun demikian, Pantai Marina yang kami kunjungi adalah yang terletak di Chennai, India yang menghadap ke Teluk Benggala Pada pagi dan siang hari, pantai ini biasa dijadikan sebagai tempat berenang, selancar dan olah raga air ataupun berjemur matahari. Di malam hari, pantai Marina berubah menjadi tanah kering yang dimanfaatkan sebagai tempat hiburan malam dan tempat makan malam sambil menikmati pemandangan pantai. Di sekitar pantai, terdapat pula patung-patung tokoh ternama, seperti Mahatma Gandhi, Kannagi, Thiruvalluvar, Sir Thomas Munro, Kamarajar, Avvaiyar dan Thantai Periyar.
Fort St. George
Setelah puas berfoto di MGR Memorial yang artistik pemandangan lansekap Pantai Marina yang penuh pengunjung, kami segera melanjutkan perjalanan ke Fort St. George. Beteng tentara yang masih digunakan sampai sekarang, sehingga kami harus melewati pemeriksaan ‘metal detector’ oleh penjaganya, dulu merupakan desa nelayan yang dikenal sebagai Madraspatnam dengan bangunan utama berupa Fort St. George.
Permukiman Inggris pertama di India ini merupakan asal muasal kota Chennai, yang kegagahan dinding bentengnya masih utuh perkasa. Pada tahun 1746, Benteng St. George dan Madras pernah dikalahkan oleh bangsa Perancis di bawah Jenderal La Bourdonnais, Gubernur Mauritius, tetapi struktur bangunan beteng tidak rusak sama sekali. Setelah puas menikmati kemegahan benteng dan melihat sisa-sisa kejayaan militer Inggris abad 18, kami segera teringat akan bencana dahsyat yang pernah terjadi di situ.
Pada tanggal 26 Desember 2004, sebuah tsunami di Samudera Hindia menyerang Pantai Marina di Chennai, menewaskan 206 orang dan mengubah garis pantai secara permanen. Selain itu, juga banjir besar di Chennai 2015 yang merendam bagian utama kota tersebut, telah menewaskan 269 orang dan mengakibatkan kerugian material sebesar ₹ 86,4 miliar (US $ 1 miliar).
Gereja Basilika St. Thomas
Dengan diselingi sebentar menundukkan kepala untuk mengenang para korban bencana alam itu, kami segera melanjutkan peziarahan ke Basilika Santo Thomas.
Basilika atau gereja besar St. Thomas ini dibangun pada abad ke 16 oleh para penjelajah dari Portugis. Pada tahun 1893, bangunan gereja ini mengalami proses pembangunan kembali oleh kolonial Inggris. Dan bangunan itupun hingga sekarang masih berdiri dengan kokoh.
Basilika St. Thomas ini merupakan sebuah gereja Katolik Roma dengan desain arsitektur neo-ghotic pada abad ke-19. Bangunan awal selesai tahun 1523 dan renovasi menjadi gaya neo-gothic seperti bentuk yang sekarang selesai tahun 1890. Panjang 64 m, lebar 122 m, dan lebar bagian tengah gereja 10 m, dan tinggi puncak menara 472 m.
Saat ini, Uskup Agung Chennai adalah Mgr. George Antonysamy.
Santo Thomas atau Didimus (“orang kembar”) diyakini berlayar ke India pada tahun 52 M untuk mengabarkan Injil kepada orang Yahudi diaspora di Kerala. Ia mendarat di pelabuhan kuno Muziris (punah pada tahun 1341 akibat banjir besar yang mengubah garis pantai) dekat Kodungalloor. Kemudian ia ke Palayoor (sekarang dekat Guruvayoor) dan pada tahun 52 itu pula sampai ke bagian selatan yang sekarang menjadi negara bagian Karela, India.
Eusebius dari Kaisarea menyatakan bahwa Thomas adalah rasul bagi orang Parthia, tetapi Thomas lebih dikenal sebagai misionaris ke India berdasarkan catatan ‘Acts of Thomas,’ yang ditulis sekitar tahun 200.
St. Ephraem dari Gereja Ortodoks Suriah menulis dalam bagian ke-42 karyanya Carmina Nisibina bahwa sang rasul dibunuh di India (sekitar tahun 72), dan jasadnya kemudian dikuburkan di Edessa, dibawa ke sana oleh seorang saudagar yang tidak disebut namanya. Sebuah kalender gereja Suriah kuno mendukung pernyataan di atas dan menyebutkan nama saudagar itu, dimana ditulis: 3 Juli, St. Thomas ditusuk dengan lembing di India. Badannya ada di Urhai, nama kuno untuk Edessa, setelah dibawa ke sana oleh saudagar Khabin.
Paus Benedictus XVI menuliskan bahwa tradisi kuno menyebutkan tentang Thomas yang mula-mula mengabarkan Injil di Suriah dan Persia, kemudian meneruskan ke India barat, dari sana pula ia akhirnya mencapai India selatan (Tamilakam) yang saat ini disebut Tamil Nadu.
Penginjilan tersebut bermula dari Yudea, Israel pada tahun 52 Masehi dan Santo Thomas meninggal setelah ditombak saat menjadi penginjil selama 20 tahun, dan dimakamkan di Chennai pada tahun 75.
Menurut tradisi, St. Thomas mati mulia di Gunung Santo Thomas di Chennai dan dimakamkan di dalam Basilika Katedral Santo Thomas. Pada tahun 232 sebagian besar relikui Rasul Tomas diserahkan oleh seorang raja India untuk dibawa ke kota Edessa, Mesopotamia. Berkenaan peristiwa itu disusunlah kitab ‘Acts of Thomas’ dalam bahasa Suriah. Sedikit relikui tetap disimpan dalam gereja di Mylapore, Tamil Nadu, India.
Nama raja India itu menurut sumber Suriah adalah “Mazdai”, dalam bahasa Yunani, “Misdeos” dan bahasa Latin “Misdeus”, yang dihubungkan dengan “Bazdeo” pada uang logam Kushan dari Raja Vaseduva I, di mana pengalihan huruf “M” dan “B” umum terjadi untuk nama India pada naskah kuno.
Pada tahun 1956, Paus Pius XII menaikkan status gereja tersebut dari katedral menjadi Basilika, dan pada 11 Februari 2006, basilika tersebut dideklarasikan menjadi biara nasional India oleh Konferensi Uskup Katolik se India.
Basilika tersebut dibangun di atas sebuah makam, yang diyakini banyak ahli sebagai makam St Thomas, seorang rasul atau murid Yesus Kristus, menurut catatan keempat Injil dan Kisah Para Rasul.
Letak makam Santo Thomas di lantai dasar di salah satu ruang di belakang gereja, yang dilengkapi dengan kapel untuk berdoa.Di atas makam Santo Thomas terdapat museum yang menggambarkan keberadaan Santo Thomas, menyimpan sejumlah barang peninggalan, dan rekliwi atau benda-benda suci dalam sejarah agama Katolik.
Di antaranya tujuh batu dengan motif HIS yang berarti Yesus. Ada juga lukisan besar yang menggambarkan Santo Thomas tengah berdoa, namun di belakang tubuhnya, tampak seseorang siap menghujamkan tombak.
Dalam khusuk berdoa, kami bersujud bersyukur atas semua kebaikan Tuhan yang telah kami terima, dengan mengucapkan kalimat yang diucapkan sendiri oleh Santo Thomas, “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:28).
Kalimat tersebut tertulis di gerbang masuk makam Santo Thomas, yang ditujukan kepada Yesus Kritus setelah bangkit dari kematian. Sangat mungkin karena masih banyak dosa yang kami lakukan, maka kami tidak mampu mendengar bisikan halus, serupa dengan apa yang dikatakan Yesus sendiri kepada Santo Thomas, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh 20:29).
Dalam keheningan yang nyata setelah berdoa, kami bergegas undur diri dari kapel makam Santo Thomas, untuk keluar dan mengambil foto kenangan yang tak mungkin terlupakan.
Kami segera bergegas menemui saudara jauh dari Bandung, yang kami panggil dengan nama indah Mbak Sari, yang bersuamikan orang Chennai dan tinggal di sebuah apartemen di 1/197, 4th Cross Street Poombuhar Nagar, 6th street Kolathur, Chennai. Setelah santap malam bersama menu Bandung dan Padang, kami segera bergegas kembali ke hotel untuk beristirahat dan bersiap pulang ke Indonesia.
Malam itu kami merasakan kepuasan dan kepasrahan kepada Tuhan secara mendalam, dengan berbagai pengalaman iman yang inspiratif, tentunya tidak hanya dari the 11th World Congress on Adolescent Health di New Delhi, India, tetapi juga kebesaran sejarah Chennai. (Bersambung)