Cinta dan Harta

0
0 views
Ilustrasi - Merokok boroskan harta. (Ist)

Minggu, 13 Oktober 2024

Keb. 7:7-11.
Mzm. 90:12-13.14-15.16-17.
Ibr. 4:12-13.
Mrk. 10:17-30

KESULITAN untuk meninggalkan harta adalah sikap batin manusia yang cenderung melihat bahwa tujuan hidup adalah harta benda yang dimilikinya.

Kita bisa yakin bahwa Yesus pasti tidak marah bila kita memiliki harta. Dengan kata lain, Yesus tidak pernah memusuhi orang kaya, yang memanfaatkan kekayaannya bagi keselamatan orang. Namun ketika kita terikat dengan harta yang kita miliki dan tidak mau berbagi, maka problem akan muncul di sana.

Yesus bukan mengajarkan bahwa orang miskin lebih mudah masuk surga atau bahwa setiap orang harus melepaskan kekayaannya. Namun, tiap orang harus menyadari kebutuhannya akan Allah.

Semua orang harus sadar bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang bisa dilakukan untuk memperoleh hidup kekal. Hidup kekal hanya bisa diperoleh dengan harga yang sangat mahal melalui pengurbanan Yesus Kristus.

“Dua puluh empat tahun lalu, saya berhenti merokok,” kata seorang sahabat.

“Awalnya karena saya ditugaskan di paroki pedalaman, hingga harus hemat. Alasan kedua karena saya mau membantu pedalaman untuk melanjutkan sekolah tetapi terkendala dana.

Saat itu saya pikir, setiap bulan saya habis cukup banyak uang untuk membeli rokok, mengapa saya tidak berhenti merokok dan menyimpan uang itu. Pikiran itulah yang kemudian mendorong saya, hingga saya memutuskan menyimpan uang rokok untuk membantu anak yang kesulitan biaya studi.

Sejak saat itu, saya termotivasi menolong anak yang membutuhkan dukungan dana dari uang rokok itu.

Berbagi harta demi kebaikan orang lain bukan hanya tentang jumlah yang kita berikan, tetapi tentang ketulusan dan niat kita.

Dengan tindakan sederhana, kita dapat membawa harapan dan sukacita kepada mereka yang membutuhkan,” ujarnya

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Pada zaman dahulu kekayaan identik dengan berkat yang diberikan Allah kepada manusia. Namun demikian kekayaan memang bisa meimbulkan dosa ketika kita mengabdi kepada uang atau harta. Jangan sampai harta menguasai kita karena cinta akan harta adalah akar dosa.

Kita dipanggil untuk menjadi pengikut Kristus. Tidak mudah menjadi pengikut Yesus. Ada hal-hal yang diminta lebih untuk menjadi pengikut Yesus, tidak ada jalan pintas, dan bukan bertujuan mencari pahala. Tugas kita adalah mengasihi Tuhan dan sesama dengan Kristus sebagai fokusnya.

Cinta kasih bukan seberapa kita memberi, tetapi seberapa banyak yang kita lepaskan. Kita ditantang untuk seperti apa yang dikatakan Yesus, untuk menemukan penghalang-penghalang yang membelenggu kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah hartaku membelengguku dalam mengikuti Yesus?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here