BEAUTY begins the moment you decide to be yourself – Kecantikan dimulai, saat dirimu memutuskan menjadi dirimu sendiri. Setidak-tidaknya ungkapan itu berlaku bagi Anita Suherman, konsultan kecantikan.
Ia mengutip ungkapan asli dari Coco Chanel yang nama aslinya Gabrielle Bonheur Chanel.
Chanel lahir di Saumur, Perancis. Ia adalah seorang perancang mode revolusioner dan pembuat parfum terkenal di dunia.
Salah satu inovasinya yang terkenal adalah parfum “Chanel No. 5” yang diluncurkan pada tahun 1932. Ia adalah satu-satunya perancang busana yang masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh pada abad ke-20 dari Majalah Time.
Dari konsultan pajak menjadi ahli kecantikan
Anita Suherman adalah perempuan cantik keturunan Tionghoa. Ia lahir dan dibesarkan di Cikupa, Banten. Awalnya, ia bukanlah konsultan kecantikan; tetapi konsultan pajak.
Dua dunia yang berbeda meskipun sama-sama memiliki profesi mempercantik “wajah“ kliennya.
Konsultan pajak memercantik “wajah“ laporan keuangan perusahaan. Sementara sebagai konsultan kecantikan, ia memercantik wajah seseorang dalam arti yang sebenarnya.
Awalnya, demikian Anita Suherman berkisah, ia merasa tertantang oleh adiknya -seorang dokter umum- di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Tantangannya adalah untuk bisa hidup mandiri, menjadi tuan bagi dirinya sendiri, Ia diminta untuk menentukan masa depan dari jerih payahnya sendiri. Entah kebetulan atau tidak, tantangan itu seperti menjawab kejenuhan dirinya sebagai sebagai konsultan pajak.
Anita mengawali ceritanya saat bertemu di sebuah ruko di kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan, Senin (28/08/2023).
“Sampai kapan, Cici mau jadi pekerja dan ikut orang lain? Sampai kapan kerja di kantor yang bukan punyamu? Kamu haru harus menantang dirimu sendiri dengan memiliki satu kehalian yang bisa menjadi usaha mandiri dan sekaligus tumpuan masa depan,“ ujar Anita mengenang tantangan yang disorongkan kepada dia oleh adik kandungnya yang masih berdomisili di Lahat dan juga memiliki beberapa klinik kecantikan.
Berubah arah
Ketekunan, prospek serta lingkungan pergaulan adiknya itu yang kemudian membuatnya jatuh cinta atas keputusan besar yang kemudian diambilnya.
Menurut Anita, itu terjadi satu tahun yang lalu. Tantangan yang demikian kuat akhirnya mendorong dirinya untuk mengambil keputusan mengundurkan diri dari tempatnya bekerja sebagai konsultan pajak.
Konsultan itu berkantor di bilangan elit di Kuningan, Jakarta. Ia mengaku harus rela meninggalkan tempat nyaman yang telah menghidupinya selamat tujuh tahun lamanya.
Adiknya tidak hanya memberikan tantangan, tetapi juga jalan keluar. Melihat kakaknya tertarik dengan apa yang digeluti, sang adik secara spesifik kemudian mendorong Anita untuk belajar menguasai keahlian.
Keahlian yang ditunjukan sang adik adalah Anita diminta belajar sulam alis. Jika keahlian itu sudah dikuasai, Anita dapat menjadi bagian dari klinik kecantikan adiknya dan kemudian belajar mandiri.
“Saya terima tantangan itu… Saya cari sekolahnya, tempat belajarnya; lalu saya belajar, dan akhirnya bisa,” ujar Anita, seraya menambahkan karena skill sulam alis itu akhirnya dia bergabung dalam klinik adiknya.
Passion
Anita merasa dirinya punya passion di bidang kecantikan. Oleh karena itu, Anita kemudian belajar kecantikan lain; selain tentu saja belajar awal tentang seluk-beluk Teknik sulam alis.
Ia merasa yakin bisa melakukannya karena passion-nya ada di bidang kecantikan yang menjadi modal utama untuk menjadi konsultan kecantikan. Maka ia pun menambah skill-nya dengan mengikuti pendidikan soal facial electro.
“Saya cari lembaga yang bisa mengajarkan saya tentang kecantikan. Dan ketemulah facial electro di Karawang. Saya ikut pendidikan atau pelatihan selama empat hari, nginep di hotel lalu langsung ujian sertifikasi dan puji Tuhan, saya juga lulus,” kenang Anita.
Dengan berbekal dua keahlian barunya, Anita melakukan collab atau kerjasama dengan adiknya. Ia menawarkan jasa sulam alis dengan menggunakan klinik kecantikan adiknya sebagai ruang praktik.
“Puji Tuhan… bukan sekadar jalan, sulam alis saya banyak peminat. Sehingga setahun belakangan saya mondar-mandir Cikupa, Jakarta, Lahat, bahkan Lampung,” ungkap wanita penyuka petualangan ini.
Di era digital saat ini, promosi merupakan hal mudah dan murah. Untuk menjaring peminat, Anita memanfaatkan media sosial (medsos).
Ia menawarkan jasa sulam alis melalui Instagram.
“Dengan nebeng, bahwa di klinik kecantikan adik juga ada sulam alis. Jadi sekalian… mengiklankan klinik dia dan mempromosikan skill saya,” papar Anita.
Kecantikan itu kodrat
Ia mengaku bahwa menjadi konsultan kecantikan seperti dilahirkan kembali. Sesuai dengan ungkapan “Life begins at forty” – hidup dimulai saat usia 40 tahun. Dan ia menemukan makna sebuah kecantikan sebagai kodrat – kodrat dari seorang perempuan.
“Tidak ada seorang perempuan pun tidak ingin menjadi cantik baik lahir atau pun batin. Dan kecantikan itu merupakan bagian yang terikat erat serta tak terlepas dengan kehidupan Perempuan,” demikian jelas Anita lebih lanjut. (Berlanjut)
Baca juga: Cinta dari Lahat, Sumsel: Cantik dengan Modal 3B (2)