Cinta Palsu

0
673 views
Ilustrasi - Ditinggal pergi kekasih begitu saja - buah cinta palsu. (Ist)

Bacaan 1: Hos 6:1-6
Injil: Luk 18:9-14

SAAT kamu menjalin hubungan kasih dengan pasanganmu, mungkin suatu kali pernah terbersit pertanyaan, “Apakah si dia benar-benar mencintaimu? Apakah si dia hanya menjalani hubungan sekadarnya? Atau malah hanya memberi harapan palsu alias cinta palsu?”

Tak semua orang mampu berterus terang kepada pasangannya, saat sebenarnya tidak cukup mencintai pasangannya.

Jika si dia lebih sering menyatakan cinta di media sosial atau di depan teman-temanmu daripada mengungkapkannya secara langsung maka kamu perlu mempertanyakan cintanya.

Pamer banyak foto berdua di Instagram, yang menunjukkan betapa hebatnya kamu dan pasangan adalah tanda ketidakamanan dalam sebuah hubungan.

Perhatian pasangan seharusnya tidak tergantung kondisi namun harus setiap saat dan dalam situasi apapun.

Bangsa Israel kuno menunjukkan cintanya yang palsu kepada Allah.

Mereka seolah beribadah namun tidak tulus bahkan mendua dalam perzinahan rohani.

“Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. …Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.”

Demikian sabda-Nya menanggapi ketidaktulusan bangsa itu dalam sebuah relasi dengan-Nya. Padahal Allah telah berjuang melawan kehancuran Israel yang tak terelakkan.

Kesetiaan bangsa itu hanya seperti kabut pagi yang cepat menghilang sebelum siang.

Demikian juga dengan apa yang ditunjukkan oleh orang Farisi saat beribadah. Doa dengan sikap yang sombong sambil berdiri di barisan depan, menonjolkan kelebihannya dan merendahkan orang lain.

Ia menganggap dirinya orang saleh, padahal penuh kepalsuan.

Berbanding terbalik dengan pemungut cukai yang memang dianggap pendosa.

Berdoa berdiri jauh-jauh, ia bahkan tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Pemungut cukai ini berdoa dengan rendah hati dan tulus. Sikap ini justru yang dibenarkan Allah. Tuhan Yesus selalu memerangi rasa benar diri yang dianggap-Nya sebagai musuh dari kemajuan rohani.

Pesan hari ini

Jangan beri cinta palsu kepada Tuhan, apalagi kesombongan. Tuhan butuh ketulusanmu, kejujuranmu serta kerendahan hatimu.

“Pasangan yang terlalu mudah membatalkan rencana berdua, itu tanda kamu bukan prioritas. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here