- Bacaan 1: Gal 5:18-25
- Injil: Luk 11:42-46
Sejak dibaptis menjadi katolik, maka orang tersebut mendapatkan pencurahan Roh Kudus. Artinya, dalam tubuh orang tersebut (hati dan pikiran) telah menjadi tempat tinggal Roh Kudus. Sehingga setiap orang katolik disebut sebagai orang kudus dan tubuhnya disebut sebagai “Bait Allah” (1Kor 3:16; 1Kor 6:19-20).
Rasul Paulus, sangat sering menyebut semua orang Kristen sebagai orang kudus.
Jadi, orang kudus itu tidak selalu berasosiasi dengan para kudus yang telah meninggal dan hidup di surga. Namun setiap orang katolik yang masih hidup juga disebut orang kudus.
Lantas apa cirinya bahwa seseorang dalam hidupnya telah dipimpin oleh Roh Kudus?
Rasul Paulus memberikan kriteria untuk menunjuk bahwa seseorang dipimpin oleh Roh Kudus, jika mampu menghasilkan sikap hidup (buah-buah Roh):
- Kasih
- Sukacita
- Damai Sejahtera
- Sabar
- Murah hati
- Kebaikan
- Kesetiaan
- Kelemahlembutan
- Penguasaan diri
“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”
Sebaliknya, seseorang tidak dipimpin oleh Roh Kudus jika dalam hidupnya hanya mampu menampilkan sikap hidup kedagingan seperti:
Percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Hal ini juga disampaikan oleh Tuhan Yesus saat berdebat dengan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Mereka itu adalah para ahli agama, mestinya bertindak membawa umat kepada Kebenaran Sejati. Namun malah menjerumuskan umat.
Bersikap religius namun tidak menunjukkan sikap kasih pada orang lain serta Allah, munafik, ingin dihormati tapi tidak mau menghargai orang lain dan memberikan beban banyak aturan padahal mereka sendiri tidak mampu melaksanakannya.
Pesan hari ini
Hari ini Rasul Paulus memberikan ciri-ciri orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus. Apakah kamu termasuk diantaranya?
“Hidup ini adalah anugerah, jadilah berkat bagi sesama.”
