Dalam Injil yang dibacakan pada perayaan ekaristi Hari Minggu, Yohanes melarang orang yang bukan pengikut Yesus memakai nama Yesus untuk mengusir setan. Yohanes mengharapkan yang mau ikut Yesus, harus bergabung dengan kelompok para murid.
Pandangan Yohanes itu tentu tidak salah. Bukankah kita juga berharap orang yang mau ikut Yesus, dibaptis dan bergabung menjadi warga Gereja? Tuhan Yesus bukan menolak pandangan seperti ini. Tetapi Tuhan Yesus menegaskan bahwa hal ini tidak cukup. Dibaptis, menjadi warga Gereja, adalah tanda-tanda lahir pengikut Yesus. Ada tanda-tanda yang lebih dalam dari pada sekedar dibaptis.
Pesan Yesus yang pertama berbunyi: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. 9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 9:41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.”
Orang yang memakai nama Yesus pasti menghormati Yesus. Yang menghormati Yesus, pasti tidak memusuhi para murid. Bahkan karena mengenal Yesus, mereka akan berbuat baik kepada para murid Yesus. Para murid diajak untuk punya sikap hati terbuka kepada orang-orang yang ada di sekitar mereka; bagaimana sikap orang-orang itu kepada Tuhan Yesus dan kepada para murid.
Pesan yang kedua berbunyi: 42 “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 9:43 Dan jika tangan, kaki, matamu menyesatkan engkau, penggallah, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan anggauta tubuh yang tidak lengkap dari pada dengan utuh tubuhmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan.”
Para murid diajak perduli atas keselamatan sesama dan diri sendiri. Jadi ciri pokok para pengikut Yesus ialah hati yang terbuka dan perduli. bersambung