Curriculum Vitae

0
261 views
Pastor Yohannes Maria Vianney di Gereja Saint Germain. (Federation Pro Europa)

Puncta 04.08.23
PW St. Yohanes Maria Vianney, Imam
Matius 13: 54-58

KALAU kita mau melamar pekerjaan di suatu instansi perusahaan, pasti kita diminta untuk mengirimkan curriculum vitae (CV) kepada pihak yang ingin kita masuki.

Di dalam CV itu ada informasi tentang siapa diri kita, karier, prestasi akademik atau non akademik, serta data dan informasi yang diperlukan.

Curriculum vitae bisa juga disebut sebagai riwayat hidup yang berisi informasi tentang dara diri kita yang dituliskan secara rinci dan ringkas, identitas pribadi, riwayat pendidikan, serta prestasi yang pernah diraih.

Data-data itu berfungsi untuk menjelaskan kemampuan yang dimiliki dengan cara yang senyatanya dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh pihak lain.

Bagi perusahaan, curriculum vitae memiliki fungsi untuk mempermudah mengevaluasi kompetensi dan bakat kita.

Dalam Injil hari ini, orang-orang Nasaret melihat latar belakang (CV) Yesus dan mengetahui siapa Yesus, siapa keluarga-Nya dan saudara-saudara-Nya. Mereka justru membuat penilaian salah sehingga mereka tidak menerima-Nya. Orang-orang itu terjebak oleh pengetahuan tentang asal usul Yesus dan keliru menilai karya-karya-Nya.

Mereka menolak Yesus karena meremehkan latar belakang keluarga-Nya.

Sesuatu yang baik harus dikatakan baik tanpa harus melihat siapa pelakunya, darimana asal-usulnya. Kadang kita juga seringkali keliru membuat penilaian tentang pribadi seseorang.

Demikian juga yang terjadi dalam diri St. Yohanes Maria Vianney, orang suci dari desa Ars di Perancis. Pada awalnya dia dinilai sebagai orang bodoh. Banyak orang meragukan kemampuan intelektualnya.

Makanya dia “dibuang” di pelosok desa yang jauh dari kota karena dianggap “tidak mampu.”

Tetapi di desa terpencil itu, Vianney menunjukkan kesalehan dan pelayanannya yang luar biasa. Banyak orang datang kepadanya untuk mengaku dosa, konsultasi dan menemukan jalan hidup yang baik.

Vianney menghantar banyak orang pada pertobatan. Ia terus berkarya menyelamatkan jiwa-jiwa tanpa peduli dengan penilaian orang.

Pesan baik yang kita dapatkan adalah jangan mudah membuat penilaian terhadap orang. Karena ketidakpercayaan seperti orang-orang Nasaret itu, maka tidak ada karya-karya besar yang dapat dibuat Yesus.

Salah penilaian menghambat kemajuan. Marilah kita terbuka dan bersikap positif terhadap orang lain sehingga muncul hal-hal besar yang akan berguna bagi banyak orang.

Ke Klewer membeli selembar kain,
Untuk menambal baju yang sudah lama.
Kita mudah salah menilai orang lain,
Berdasarkan perasaan suka dan tidak suka.

Cawas, jangan salah menilai…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here