Puncta 14.07.23
Jum’at Biasa XIV
Matius 10: 16-23
FILM yang dibintangi Kevin Costner itu tidak menggambarkan karakter serigala yang bisa jinak diajak menari. Serigala adalah binatang liar yang buas dan kejam terhadap mangsanya.
Berbeda dengan singa yang bisa dijinakkan untuk bermain sirkus, belum pernah ada serigala bisa jinak seperti anjing atau singa yang bermain sirkus.
Yesus menasihatkan kepada murid-murid-Nya agar berhati-hati. “Lihat, aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.”
Serigala adalah binatang liar yang sangat buas. Mereka hidup berkelompok dengan hirarki yang ketat.
Ada pepatah Tiongkok kuno yang berkata, “”Jika ingin kuat dan ditakuti, belajarlah kepada singa. Namun jika ingin menjadi pemimpin yang disegani, belajarlah kepada serigala.”
Mereka taat dan setia kepada pemimpinnya.
Setidaknya ada tiga dasar yang dimiliki serigala dalam menaklukkan mangsa yakni kecerdasan, stamina dan kemampuan menerapkan taktik berburu di alam liar. Selain itu mereka juga pandai bekerjasama dan tidak mudah menyerah.
Jika kita mengetahui kehebatan lawan seperti itu, murid-murid Yesus yang digambarkan sebagai domba-domba yang lemah harus ekstra berhati-hati menghadapi serigala.
Yesus juga mengambil contoh dari dunia hewan seperti ular dan merpati.
Ular digambarkan sebagai binatang yang cerdik, sampai-sampai Hawa jatuh ke dalam dosa karena kecerdikan ular. Ia bertindak tenang, tidak “grusa-grusu,” penuh perhitungan.
Ia sangat berhati-hati dan bijaksana dalam memutuskan. Sekali caplok tidak boleh lepas dan harus berhasil. Ular juga pandai menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Merpati lambang perdamaian, karena merpati suka hidup damai dengan siapa pun. Ia tulus tanpa ada pikiran jahat di dalamnya. Ia mau mendekat dengan siapa saja dan berdamai dengan lingkungannya.
Kekejaman dan kebengisan serigala tidak bisa dihadapi dengan kekerasan. Tetapi harus disikapi dengan cerdik dan tulus.
Seperti Yesus yang lemah lembut dan rendah hati adalah contoh bagaimana Ia menghadapi orang-orang yang mengancam-Nya.
Dunia kita sudah begitu kejam seperti serigala. Orang-orang saling curiga, saling menerkam dan menjatuhkan.
Kita harus bisa mensiasatinya dengan ketulusan dan kecerdikan. Bijaksana dan hati-hati tetap harus dipakai dalam bertindak dan bertutur kata. Waspadalah….
Pergi ke pasar beli rujak mangga,
Pedas di lidah naik sampai kepala.
Tetap hati-hati dan selalu waspada,
Jangan tercium oleh para serigala.
Cawas, serigala di depan mata