“Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.” (1 Yoh 5, 8)
“Tohpati mencoba menarik nafas dalam-dalam, namun ia menjadi semakin lemah, semakin lemah. Getar darahnyapun semakin lama semakin menjadi lemah pula. Ketika ia mencoba memandangi orang-orang yang berdiri di sekelilingnya, maka yang dilihatnya hanyalah bayangan-bayangan hitam yang tidak dapat dikenalnya lagi.”
MENURUT SH. Mintardja, senopati Jipang yang bernama Tohpati itu akhirnya meninggal dengan luka arang kranjang, sehingga darah mengalir dari sekujur tubuhnya. Orang yang meninggal karena kehabisan darah tentu tidak hanya terjadi dalam sebuah cerita silat, “Api Di Bukit Menoreh”, tetapi juga sering terjadi di dalam kehidupan nyata.
Darah merupakan salah satu unsur penting dalam diri manusia, yang membuat manusia bisa hidup. Untuk bertahan hidup, banyak orang harus melakukan transfusi darah secara rutin. Kegiatan donor darah pun sering dilakukan oleh PMI atau kelompok lain, agar orang-orang yang mengalami permasalahan dengan darahnya bisa ditolong dan kematian bisa dihindarkan.
Selain darah, Yohanes menambahkan dua hal penting lagi yang membuat manusia tetap hidup, yakni Roh dan air. Banyak orang selalu membawa persediaan air saat mereka bepergian. Banyak perusahaan membantu masyarakat mendapatkan air bersih dengan membuat sumur. Dukun pencari air pun laris manis dipanggil ke sana kemari untuk menemukan sumber-sumber air yang bisa menghidupi masyarakat. Darah dan air membuat manusia tetap bertahan hidup.
Sedangkan Roh membuat manusia bisa hidup dengan benar, karena Roh itu adalah kebenaran. Roh yang membuat orang haus akan kebenaran dan mendorong orang untuk hidup dengan benar, baik dalam sikap serta perilakunya. Darah, air dan Roh merupakan tiga hal yang menjadi satu dalam diri seseorang. Kehidupan macam apa yang dihasilkan oleh ketiga hal itu di dalam diriku?
Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)