SABDA Tuhan hari ini melukiskan Kerajaan Allah seperti pohon. Tuhanlah yang memotong pucuk paling ujung dan masih muda dari pohon aras serta menanamnya di atas gunung (Yehezkiel 17:22). Dialah yang membuatnya bercabang dan menjadi pohon lebat (Yehezkiel 17:23). Bagaimana terjadinya? Tidak ada yang mengetahuinya. Itulah misteri karya Tuhan.
Injil berbicara tentang pohon besar yang tumbuh dari biji sesawi yang ditaburkan di tanah (Markus 4:31). Dari biji terkecil itu tumbuh pohon dengan cabang-cabang, tempat burung bersarang (Markus 4:32).
Bagaimana terjadinya, tidak seorang pun tahu (Markus 4:27). Demikianlah misteri Kerajaan Alah.
Apa pesannya bagi kita?
Untuk menangkapnya, orang perlu lebih dulu memahami dunia pertanian yang berbeda dari dunia industri.
Yang pertama menuntut kesabaran, karena manusia tergantung pada alam yang tidak dapat seluruhnya dikendalikannya.
Sebelum memetik buah, manusia mesti menabur benih dan merawat tanaman. Ini memerlukan kesabaran. Sedang orang kota cukup pergi mini market untuk membelinya. Semua tergantung uang; tidak membutuhkan waktu lama dan kesabaran.
Kedua, Kerajaan Allah itu tumbuh dari kecil, perlahan-lahan, dan prosesnya sulit diketahui. Kerajaan itu tumbuh hanya bila benihnya ditaburkan. Manusia perlu mengambil bagian dalam proses itu.
Meski sering tidak mengert terjadinya, manusia tetap mesti berinisiatif dan aktif melakukan sesuatu. Pada saatnya kelak dia akan memetik hasilnya. Itulah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika orangtua menanamkan pendidikan yang baik, membentuk karakter, dan melatih kebiasaan baik pada anak-anaknya yang masih kecil, kelak para orangtua akan melihat mereka menjadi manusia yang baik, berbudi luhur, dan mampu mengucap syukur.
Pendidikan iman pun perlu dimulai saat anak-anak masih kecil. Melalui kebiasaan kecil seperti berdoa, menghadiri misa, dan membaca riwayat santo-santa, anak-anak tumbuh menjadii manusia beriman. Bisa jadi mereka belum mengerti makna dan maksudnya. Namun Roh Tuhan bekerja di sana.
Apakah Santa Teresa dari Avila akan menjadi seorang doktor Gereja, guru doa, dan tokoh mistik kelas dunia bila di waktu kecilnya sang ayah tidak mengajarnya berdoa dan mengirimnya ke sekolah yang dikelola para biarawati?
Saat ini proses bertumbuhnya Kerajaan Allah masih terjadi.
Di mana? Dalam diri, keluarga, Gereja, dan dunia kita. Dalam diri setiap orang tertanam benih Kerajaan Allah.
Apakah kita menyadari dan mengembangkannya? Apakah kita membuat iman dalam diri, keluarga, Gereja, dan masyarakat kita tumbuh serta berkenbang?
Bila kita mau menaburkan benih yang kecil saja, niscaya kita akan memetik buah berlimpah-limpah.
Minggu, 16 Juni 2024
HWDSF