SEMBILAN pemuka agama dan kepercayaan Indonesia berkumpul di Kampus Unika Atma Jaya Jakarta, 25 Februari 2022. Mereka sepakat mendorong penyelesaian masalah kemanusiaan di Tanahair dengan mengutamakan pendekatan damai.
Ini merupakan komitmen bersama sebagaimana masing-masing ingin mengimplentasikan semangat Dokumen Abu Dhabi untuk Perdamaian Dunia yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Syaikh Ahmad Al Thayyib, Februari 2019 lalu.
Acara tersebut dikemas dalam format seminar dengan tema “Menghidupkan Dokumen Abu Dhabi dalamPersaudaraan Sejati untuk Dialog Karya dan Bekerjasama dalam Gerakan Mengatasi Masalah Kemanusiaan.”
Acara dibuka oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta: Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo selaku Ketua Pembina Yayasan Atma Jaya. Dihadiri oleh staf ahli Menteri Agama Republik Indonesia Bidang Hukumcdan Hak Asasi Manusia (HAM) Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag.
Deklarasi Atma Jaya
Kegiatan tersebut juga menghasilkan Deklarasi Atma Jaya yang ditandatangani oleh para pemukacagama dan kepercayaan. Dokumen ini kemudian diserahkan kepada Kementerian Agama selaku wakil pemerintah.
Nantinya, Kemenag RI diharapkan menjadi fasilitator tindak lanjut seminar yang dihadiri sekitar 350 peserta yang merupakan pemimpin umat lintas agama dan kepercayaan, mahasiswa, para tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, maupun LSM.
Dalam sambutannya, Ignatius Kardinal Suharyo mengatakan, seminar ini merupakan realisasi
Dokumen Abu Dhabi yang mendorong keberadaan agama-agama di dunia; agar mampu
mempersembahkan hal yang paling bermanfaat bagi eksistensi manusia: perdamaian.
“Kita semua berharap pertemuan di Unika Atma Jaya ini menjadi awal munculnya gerakan
bersama ingin mewujudkan (semangat) Dokumen Abu Dhabi,” ungkap Uskup Keuskupan Agung Jakarta.
“Gerakan ini membutuhkan kerjasama kita, bukan kami atau mereka. Ini gerakan kita bersama,” tandas Ignatius Kardinal Suharyo seraya menambahi bahwa perdamaian membutuhkan dua pilar yaitu pendidikan dan keadilan.
Pendidikan dan keadilan
Menurut Kardinal Suharyo, nilai-nilai dalam Dokumen Abu Dhabi tersebut sejalan dengan nilai inti Yayasan Atma Jaya yakni Kristiani, Unggul, Profesional dan Peduli (KUPP).
Keempat nilai ini menjadi landasan untuk mewujudkan komunitas yang kuat dalam bentuk persaudaraan sejati, untuk mampu bersikap plural, inklusif, adil, demokratis dan berbudaya karena Atma Jaya merupakan perwujudan Bangsa Indonesia yang terdiri dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda. (Berlanjut)
Baca juga: