Dekrit Presiden

0
166 views
Penukar uang dan pedagang diusir dari Bait Allah, by James Tissot

Puncta 24.11.23
PW. St. Andreas Dung Lac, Imam dkk, martir
Lukas 19: 45-48

UNDANG-UNDANG DASAR Republik Indonesia disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.

Namun ada beberapa peristiwa yang mengganggu kedaulatan NKRI yakni Belanda masih ingin menguasai Indonesia.

Terbukti adanya Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menetapkan Indonesia sebagai negara serikat. Dengan negara serikat, Belanda masih bisa menguasai wilayah-wilayah yang mau bersekutu.

Kemudian RIS dibubarkan tahun 1950. Indonesia menggunakan UUD Sementara mulai tahun 1950. Pemerintahan menggunakan sistem parlementer. Situasi ini membuat kondisi politik tidak stabil dan sering bergejolak.

Hal ini terlihat dari seringnya kabinet berganti-ganti. Selama 1950-1959 kabinet berganti tujuh kali.

Kondisi yang tidak stabil ini mengganggu pembangunan nasional. Gejolak politik, ekonomi dan keamanan sering terjadi.

Maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir. Soekarno mengeluarkan dekrit kembali ke UUD 1945.

Dampak dari dekrit itu adalah menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari perpecahan sekaligus krisis politik yang berkepanjangan.

Dekrit itu juga memberikan suatu pedoman yang jelas bagi NKRI berupa Undang-Undang Dasar 1945 dan bermanfaat bagi kelangsungan negara. Dengan dekrit itu dirintis pembentukan lembaga paling tinggi negara berupa MPRS dan DPAS.

Yesus datang ke Bait Suci dan melihat betapa kacau balaunya kondisi Bait Allah itu. Para pedagang berjualan di mana-mana. Penukar uang cari keuntungan tinggi.

Petugas Bait Allah pun sibuk berbisnis dan ikut menentukan halal tidaknya binatang kurban. Bait Allah sudah berubah fungsinya.

Yesus mengembalikan fungsi Bait Suci kepada asal mulanya. Ia mengusir semua pedagang dan memutar-balikkan meja penukar uang.

Ia berkata, “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun.”

Dampak dari pemurnian Bait Suci itu adalah rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia. Bisa jadi banyak orang yang gundah gulana dan merasa risih melihat Bait Suci kehilangan fungsi aslinya. Maka tindakan Yesus itu didukung seluruh rakyat.

Tentu saja ada yang tidak suka, terutama mereka yang kehilangan mata pencaharian, mereka yang berkuasa mengeluarkan sertifikasi halal, juga para imam kepala dan ahli Taurat yang ikut menikmati keuntungan dari keramaian Bait Suci.

Hati kita adalah Bait Suci Allah, apakah kita juga menjaga hati dari kekotoran, kebusukan dan niat jahat demi egoisme pribadi?

Kita bersihkan dan kembalikan hati kita agar Allah berdiam dan bertahta di dalam diri kita.

Di awan ada burung merpati,
Terbang berarak seperti menari.
Bersihkanlah dan sucikan hati,
Jangan dipenuhi iri dan dengki.

Cawas, bersihkan hatimu dari iri dengki
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here