Sementara mengadakan perjalanan ke Pulau Bunaken, ada sms-sms berbau teror yang menyakitkan hati. SMS itu kusimpan dan kadang-kadang kubaca lagi. Hal itu saya lakukan berkali-kali. Ini juga yang menyakitkan.
Kemudian secara tidak sengaja, saya membaca tulisan yang tertera di palka, “Jangan membaca berulang kali sms yang menyakitkan. Delete! Agar batin tidak tersiksa.” Pada saat itu juga, saya delete pesan singkat tersebut dan tidak lama kemudian, saya bisa menikmati rekreasi di Pulau Bunaken dengan gembira hati.
Menghapus, remove, delete merupakan pengalaman yang sering kita lakukan. Kalau kita menghapus tulisan di komputer dengan mudah kita delete. Jika kita menghapus tulisan di whiteboard dengan mudah kita erase. Dengan menghapus tulisan atau gambar di komputer dan di whiteboard tersebut, tidak ada beban sama sekali dalam diriku.
Namun amat lain jika kita harus me-remove nama-nama orang dalam alamat BBM, YM, e-mail maupun hand phone. Mereka adalah nama-nama pribadi yang pernah bersahabat dengan kita dan tidak lama lagi tidak akan ada komunikasi lagi. Setiap perpisahan pasti menyakitkan.
Putu Wijaya pernah menulis di Majalah Jakarta-Jakarta tentang remove. Pada zaman itu, orang-orang masih akrab komunikasi lewat korespondensi. Ketika seseorang membuka buku alamat, ia mulai merenungkan nama-nama yang tertera dalam buku tersebut.
Satu per satu, ia mulai ingat kembali nama-nama orang yang sering dikirimi surat. Ada yang enak diajak komunikasi, namun juga ada orang yang tidak pernah membalas jika dikirimi surat. Akhirnya pemilik buku alamat itu pun mulai ambil tip-ex dan me-remove nama-nama tersebut.
Setiap kali menghapus satu nama, ia menitikkan air mata, karena persahabatan yang telah dialami selama ini. Ritual penghapusan nama-nama dalam buku alamat bagaikan perpisahan yang tidak mungkin akan berjumpa lagi. Sahabat yang dulu dikirimi surat, kini tidak akan ada lagi komunikasi.
Penghapusan pribadi juga dialami oleh Fouquet. Ia adalah menteri keuangan dari Louis XIV (1710 – 1774) sang Raja Matahari, Le Roi Soleil. Sang raja ini adalah pria angkuh dan arogan yang selalu ingin menjadi pusat perhatian. Ia tidak menghendaki adanya matahari kembar.
Suatu kali, Fouquet itu mengadakan pesta yang luar biasa hebat. Ia membuat pesta itu, supaya nama sang raja semakin besar dan semakin bersinar. Namun sangat disayangkan bahwa pesta itu malah menjadikan sang menteri lebih popular.
Tentu saja raja langsung marah dan memerhentikan dirinya dari menteri keuangan dan dituduh korupsi. Ia di-delete, dan mengangkat bendahara istana yang baru yakni, Jean-Baptiste Colbert seorang yang amat kikir dan pribadinya pun tidak menarik serta pesta-pesta kenegaraan yang ia buat paling membosankan di Paris. bersambung