LOKASINYA ada di wilayah administratif gerejani Paroki St. Yohannes Maria Vianney di Serimbu, Kabupaten Landak, Keuskupan Agung Pontianak (KAP).
Uskup Agung KAP Mgr Agustinus Agus bersama Bupati Kabupaten Landak dr. Karolin Margret Natasa dan Pemimpim Umum SMFA Sr. Kristina SMFA rela “terjun” masuk kobangan tanah.
Tiga suster SMFA lain yang juga menjadi anggota Dewan Pimpinan Umum Kongregasi ikut hadir yakni Sr. Kristina, Sr. Muthia, dan Sr. Susana.
Mereka ke situ untuk melakukan peletakan batu pertama sebagai awal projek pembangunan Susteran SMFA, Asrama Puteri dan Aula di sebuah lokasi di Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Senin (4/3/2019).
Karya pendidikan formal berupa sekolah berasrama ini nantinya akan dikelola oleh Kongregasi Suster–suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA).
Baru dirintis sejak 2018
Awal yang baik ini sudah dirintis sejak tanggal 4 Agustus 2018, ketika sejumlah suster biarawati yang sering disebut “Suster Rakyat” ini secara resmi berkarya di Paroki Serimbu.
“Kerinduan umat, titik langkah awal dengan peletak batu pertama kehadiran ‘Suster Rakyat’. Inilah awal projek pembangunan asrama puteri dengan daya tampung 40 orang, serta satu bangunan aula lengkap dengan ruang makan, dapur, dan ruang belajar,” ujar Uskup Agung Agustinus Agus, Senin siang.
“Sengaja kita lengkapi seperti ini dengan harapan pembinaan di asrama harus sesuai dengan zaman now. Tidak boleh sama dengan 50 tahun yang lalu, karena karakter anak–anak sekarang juga sudah berbeda,” ujar Uskup.
Pendidikan di pedalaman
Sejak Gereja katolik masuk ke Kalimantan Barat, sambung Uskup Agung, kepedulian terhadap umat pedalaman adalah sesuatu yang harus dilakukan dan kemudian sampai saat ini juga masih tetap ada.
Harapannya dengan keberadaan asrama ini, para orangtua harus menyadari bahwa pendidikan itu sangat penting.
“Hadirnya para suster SMFA dan membina pendidikan formal berasrama bagi saya adalah peran besar untuk mendidik karakter pribadi orang. Ilmu mungkin bisa kita dapatkan di sekolah, tapi kepribadian, karakter, kokohnya iman harus disemai oleh mutu pendidikan prima,” ujar Uskup Agung.
Pendidikan di Landak
Bupati Kabupaten Landak dr. Karolin berharap dengan adanya asrama susteran tersebut, kualitas pendidikan di Kabupaten Landak bisa terus meningkat.
Sejak dilantik menjadi bupati di Kabupaten Landak pada tahun 2017 lalu, bidang pendidikan merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama Karolin dalam upayanya terus membangun Kabupaten Landak.
“Sehingga nanti pada akhirnya, mungkin tidak di zaman saya, juga tidak di zaman bapak dan ibu, tapi di zaman anak dan cucu, kita bisa merasakan hasilnya: pendidikan di sini yang semakin berkualitas,” ujar Karolin.
“Ukurannya tidak akan datang seketika; setahun dua tahun. Tetapi perjuangan besar ini adalah tanggungjawab kita bersama. Itu agar anak–anak kita bisa mendapatkan peluang, kesempatan untuk bisa meningkatkan penghidupan dan nasib mereka,” pungkasnya.
Persoalan pendidikan, sebut Karolin, adalah awal dari segala–galanya, termasuk masalah kemiskinan. Ketika mutu pendidikan kurang dan tidak dalam kondisi ideal, maka kondisi itu bisa menyebabkan masyarakat jatuh dalam kondisi kemiskinan absolut.
Artinya, kemiskinan yang sudah eksis tidak bisa tertolong lagi; dalam artian kesempatan untuk menaikkan status sosial ekonomi menjadi hilang.
“Makanya saya paling sedih, kalau ada orang putus sekolah. Entah karena hamil, sehingga remaja perempuan dan lelakinya harus berhenti bersekolah. Kalau terjadi seperti ini, maka satu generasi itu akan miskin lagi, tidak ada lagi kesempatan seseorang itu akan naik dari sisi penghidupannya,” kata Karolin.
“Hidup di asrama membuat kita lebih mandiri, berdisiplin, dan menikmati pendidikan terjamin. Oleh karena itu, ibu-bapak jangan ragu memasukkan anaknya di asrama dan sekolah susteran,” tutur Karolin.
“Keunggulan anak–anak didik, dari tanah kosong akan lahir pemimpin masa depan,” demikian harap Bupati Kabupaten Landak yang berprofesi dokter ini.
Dalam kata sambutannya, Pastor Paroki Serimbu Romo Saud mengatakan sejak 2007, umat telah merindukan kehadiran para suster bisa berkarya di wilayah parokinya.
“Terimakasih Bapak Uskup Agung yang telah menjawab kerinduan umat yang telah berhasil membujuk para suster SMFA bersedia berkarya dan melayani Paroki Serimbu. Kami di sini punya 36 stasi dan 5 wilayah,” ungkapnya.