PENGALAMAN menarik ketika menumpang perahu longboat (mesin tempel) melangsungkan perjalanan milir dan mudik menelusuri Sungai Mahakam menuju pedalaman. Longboat adalah salah satu perahu dengan mesin ditempel di bagian buritan perahu.
Longboat biasa digunakan untuk pengangkutan bahan sembako, BBM, material bangunan (semen, besi dll) ke wilayah hulu riam (Kecamatan Long Pahngai dan Kecamatan Long Apari).
Kadang-kadang longboat juga membawa manusia yang hendak milir dan mudik ketika mereka tidak ada tempat untuk menumpang speedboat.
Longboat tersebut mampu mengangkut beban 6-7 ton berat muatannya.
Dalam pengalaman menumpang longboat disaksikan ada hal menarik yang patut direnungkan. Yang menariknya adalah antar motoris dan juru batu bekerja sama dalam menjalankan perahu longboat tersebut.
- Sang motoris berdiri di bagian belakang perahu yang akan mengendalikan cepat dan lambatnya perahu itu berjalan. Yang dipegang oleh motoris adalah gagang gas mesin longboat dengan posisi berdiri sepanjang perjalanan.
- Kemudian sang juru batu duduk paling depan (ujung perahu). Keduanya sama-sama memiliki peran penting dalam mengemudikan perahu longboat agar perjalanannya aman, lancar dan selamat.
Dimana letak keunikannya? Berada pada komunikasi antar motoris dan juru batu.
Komunikasi yang dibangun keduanya ialah komunikasi non verbal (bahasa tubuh). Sang juru batu akan mengangkat tangan kanan, maka sang motoris sudah akan mengerti perahu diminta ke arah kanan dan demikian terjadi apabila mengangkat tangan kiri. Komunikasi dengan mengangkat tangan tersebut, apabila di depan dilihatnya ada kayu yang hanyut atau terlihat ada batu.
Agar perjalanan perahu tersebut lancar, aman dan selamat maka sang motoris harus menaati perintah atau arahan dari sang juru batu tersebut. Jika tidak menaati maka kecelakaan, karam dan bahkan maut di depan mata menanti.
Dengan demikian sang motoris diharapkan harus percaya penuh pada sang juru batu sehingga perjalanan mereka lancar, aman dan selamat menuju tujuan.
Perjalanan hidup mirip longboat
Perjalanan rohani orang Kristiani kiranya demikian jugalah sebagaimana perjalanan longboat yang dikendalikan oleh motoris yang percaya penuh pada juru batu agar tidak terjadi kecelakaan (menabrak batu atau kayu yang hanyut).
Orang Kristiani dalam menumbuh-kembangkan hidup rohaninya untuk mencapai kekudusan, kesucian dan keselamatan maka pada tempat pertama ialah mengimani (menaruh kepercayaan) Kristus Putera Allah sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup.
Oleh karena itu, peziarahan orang Kristiani di dunia ini menuju tanahair surgawi yang menjadi juru batunya ialah Kristus sendiri. Orang Kristiani tentu akan menghadapi “batu dan kayu” silih berganti dalam mengarungi perjalanan hidup jasmani dan rohani.
Oleh karena itu, untuk luput dari “kecelakaan atau bahkan maut” orang Kristiani perlu dengan tekun mendengarkan, merenungkan dan menghayati dalam kehidupan nyata Sabda Yesus yang mampu membawa keselamat jiwa dan raga.
Orang Kristiani hendaknya memiliki hati yang siap untuk mendengarkan sapaan Yesus lewat Sabda-Nya. Dia yang menyapa kita sebagai sahabat.
Sudah menjadi keharusan bahwa kita menanggapi Dia sebagai sahabat, mengimani dan mempercayai Dia sepenuhnya.