Dengarkan Suara Tuhan, Jangan Hanya Ikuti Maunya Sendiri

0
759 views
Ilustrasi - Jangan bermuka dua dan munafik. (Ist)

Minggu, 19 September 2021

  • Keb.2:12.17-20.
  • Mzm.54:3-4.5.6.8.
  • Yak. 3:16-4:3.
  • Mrk. 9:30-37

SUSAH lihat orang senang, senang lihat orang susah. Acap kali kita ingin menjadi pusat perhatian semua orang.

Untuk itu, kita ingin semuanya yang ada pada diri kita harus lebih daripada yang dimiliki orang lain.

Kita ingin lebih hebat, lebih pintar, lebih cakap, lebih terampil, lebih suci, lebih dihormati dan lebih yang lainnya.

Keinginan untuk menjadi yang paling hebat ini menyebabkan adanya persaingan antar sesama manusia.

Orang lain sering kali dianggap menjadi saingan bahkan lawan yang harus disingkirkan. 

“Saya tidak menyangka bahwa temanku yang saya anggap paling baik sejak masa muda, tega menusuk saya dari belakang,” kata seorang bapak.

“Kami sama-sama berjuang dari nol, tetapi sekian waktu persahabatan yang baik itu menjadi rusak,” lanjutnya.

“Kawanku dibutakan oleh ambisinya untuk mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari orang lain. Dengan mengorbankan persaudaraan di antara kami,” ujarnya.

“Ia mungkin tidak sengaja bahwa sikapnya itu telah menyakitiku dan membuatku tersingkir dari kehidupan bersama. Ia mengadu domba dengan cerita-cerita palsu dan bohong antara saya dengan pengurus Gereja lainnya,” lanjutnya

“Saya benar-benar malu dan merasa sakit hati atas kelicikannya. Hingga saya pun termakan fitnah yang dia sebarkan,” katanya.

“Lebih menyakitkan hatiku adalah sikapnya yang pura-pura tidak tahu duduk perkara yang membuatku terluka. Setiap kali bertemu, ia bersikap seolah-olah sahabatku yang paling baik dan paling mengerti tentang diriku, paling mendukung dan memihakku,” katanya lagi.

“Namun di lain pihak dia juga bersikap sama dengan orang lain, sehingga kami saling curiga dan saling tidak percaya. Ia benar-benar jadi ‘Durna’. Suka membuat ribut, senang jika orang lain tidak rukun, demi niat dan ambisi pribadinya,” lanjutnya.

“Saya tidak habis mengerti mengapa dia tega berbuat seperti itu,” katanya dengan nada geram.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar, Yesus berbicara bahwa, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit, namun murid-muridNya tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Yesus, malahan mereka bertengkar tentang siapa yang terbesar diantara mereka.”

Dari apa yang dikatakan Tuhan Yesus dengan apa yang diperbincangkan oleh murid-murid-Nya jelas sangat bertentangan.

Yesus sedang berbicara tentang penderitaan dan pengurbanan yang akan dilakukan-Nya. Namun mereka tidak mengerti justru mereka bertengkar tentang siapa yang terbesar diantara mereka.

Kita lebih sibuk dengan ambisi dan rencana-rencana pribadi kita daripada dengan apa yang dipikirkan dan dikehendaki Tuhan.

Kita belum bisa sehati, sepikir dan seperasaan dengan Yesus.

Namun Tuhan tidak marah, melainkan dengan sabar membimbing kita untuk menyatukan keinginan dan rencana kita dengan rencana dan kehendak-Nya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku pertama-tama mendengarkan rencana dan kehendak Tuhan dalam hidupku, daripada rencana dan keinginan diriku sendiri?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here