Puncta 22.01.24
Senin Biasa III
Markus 3: 22-30
POLITIK kolonial menggunakan pola yang disebut dengan “Devide et Impera” yang artinya memecah belah dan selanjutnya menguasai.
Indonesia adalah negara yang besar wilayah dan penduduknya. Maka VOC pada waktu itu menggunakan cara adu domba antar kerajaan atau wilayah agar kita menjadi lemah.
Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Belanda mencoba menguasai kembali dengan menciptakan negara-negara boneka. Tahun 1947-1948 penjajah Belanda mendirikan Negara Indonesia Timur (sekarang Papua), Sumatera Timur, Madura, Pasundan, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur.
Tujuan Belanda membentuk negara boneka adalah untuk memecah-belah dan menjanjikan kemerdekaan kepada wilayah-wilayah tersebut.
Untunglah kita tidak mau diadu domba. Kita bersatu untuk merdeka menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kalau kita masuk dalam perangkap politik devide et impera, kita akan terpecah-pecah dan menjadi lemah.
Dalam Injil Yesus dituduh bersekongkol dengan kuasa setan, Beelzebul. Mereka menyebar berita hoax, “Ia kerasukan Beelzebul.”
Ada juga yang menyebarkan berita, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Bahkan saudara-saudara Yesus sudah termakan hoax itu. Mereka ingin membawa Yesus pulang ke Nasaret.
Namun Yesus menjawab mereka. “Bagaimana Iblis dapat mengusir iblis?” Ia memberi gambaran dengan perumpamaan.
“Kalau kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak akan dapat bertahan.”
Begitu pula dengan kerajaan iblis. Kalau mereka terpecah-pecah, maka hancur dan tamatlah riwayatnya.
Tidak mungkinlah Allah menggunakan kekuatan jahat untuk menyembuhkan dan menyelamatkan banyak orang. Yesus menunjukkan bahwa kekuatan Allah sudah datang di tengah-tengah kita. Kehadiran Yesus menampakkan kuasa Allah itu.
Jangan mudah kita dipecah belah oleh pernyataan-pernyataan yang tidak benar. Jangan mudah percaya oleh berita-berita bohong yang bertujuan memperlemah dan memecah belah kita.
Tetap teguh dan percaya pada kuasa Tuhan dalam Yesus. Ia membawa damai dan keselamatan bagi kita. Dia menjamin dengan pengorbanan nyawa-Nya sendiri. Itulah dasar keyakinan kita.
Naik sampan ke Pulau Sumatera,
Singgah berteduh di Gunung Krakatau.
Hanya kepada Yesus kita percaya,
Hidup kita tidak akan kacau balau.
Cawas, jangan mau diadu domba
Rm. A. Joko Purwanto Pr