DEVOSI Sabtu Pertama sudah dua kali terlaksana; pertama hari Sabtu, 6 April 2024 dimulai pukul 16.00 s.d selesai dan kedua pada Sabtu 4 Mei 2024 dimulai pukul 17.30 s.d pukul 19.30 WIB.
Acaranya dibagi dalam dua bagian, bagian pertama Katekese Maria dalam tema tertentu bagian kedua Doa Mahkota Kecil Santa Perawan Maria.
Katekese Marial pada Sabtu 4 Mei 2024 bertema “Maria Mengunjungi Elisabet”. Berdasar pada Injil Lukas 1:39-55. Pada awal katekese semua peserta yang berjumlah sekitar 75 orang diajak untuk hening sambil merasakan hembusan angin di sekitar, desis nafas dari masing-masing pribadi, merasakan kain baju yang menempel pada badan masing-masing serta suara gemericik air di sekitar serta tumpahannya yang menghasilkan suara ‘dung-dung‘ dari bambu.
Kemudian diajak untuk mencari sahabat baik dalam pekan ini, dalam bulan ini dan tahun ini, sebutkan dalam hati, ingat kebaikan dia-mereka. Mereka sahabat ‘bestie’ atau ‘best friend forever’.
Beberapa pokok yang penulis catat dalam katekese ini adalah:
- Elisabeth sudah mengetahui akan siapa Maria, sebelum Maria berkunjung ke rumah Elisabeth di sebuah kota di Yehuda. (Luk.1:39).
- Maria berkunjung ke Elisabeth karena membutuhkan peneguhan dari Elisabeth ‘bestie’-nya, dan mendapatkan ekpresi sambutan yang membahagiakan.
- Maria dengan tangan terbuka menerima rahmat, dengan segera keluar kepada sesama untuk membagikan rahmat. Kita juga diajak membagikan berkat bagi sesama yang lain.
- Banyak yang kita miliki yang dapat menjadi berkat bagi yang lain, ‘sapaan, doa, senyuman’.
- Jangan lewatkan banyak kesempatan berjumpa dengan orang lain untuk membagikan berkat, jangan terlalu fokus pada ego sendiri.
- Bawalah kasih Kristus maka kita akan lebih bersukacita.
- Menjadi sahabat mesti mau meluangkan waktu untuk sahabat, bukan sisa-sisa waktu.
Syering cerita pengalaman
Kesempatan berbagi pengalaman juga disampaikan oleh seorang mahasiswa. Dikisahkan dia datang ke Malang sendiri, tidak mempunyai keluarga di Malang. Di tempat kos, ia berjumpa teman dari Timor Leste dan Kalimantan Barat mereka berdua inilah tempat curhat yang mau mendengarkan kehidupan selama kuliah, menolong ketika sakit dan sedih. Sehingga dia sempat memohon, “Tuhan jangan pisahkan kami, mereka selalu ada untuk saya”
Seorang ibu lansia menempatkan Bunda Maria sebagai ‘bestie’nya tempat ia menumpahkan segala kegalauan hidup dan kesedihannya yang ditinggalkan oleh ketiga putranya. Dalam janjinya akan tetap setia kepada Yesus Kristus sampai akhir hayat.
Untuk memudahkan daya ingat dan menangkap pesan kunjungan dan perjumpaan Maria dengan Elisabeth kisah ini dikemas dalam fragmen atau drama mini dihadapan para devosan oleh Orang Muda Montfort (OMM).
“Mereka adalah bestie cukup saya telepon, terus datang dan berlatih sendiri dan dapat menampilkan fragmen dengan baik kepada bapak ibu saudara,” kata Pastor Goris SMM.
“Termasuk menampilkan tarian pujian Magnificat,” imbuh Pastor Goris SMM.
Para OMM dan Frater SMM tingkat 1 inilah yang juga terlibat mempersiapkan bagian kedua yakni Doa Mahkota Kecil Santa Perawan Maria.
Dua belas kali Doa Salam Maria dinyanyikan sambil membawa rangkaian bunga secara bergantian antara OMM dan Frater SMM untuk dipersembahkan kepada Maria di ujung lorong jalan lurus.
Lorong Jalan Lurus adalah istilah Pastor Goris SMM untuk tempat devosi. Para devosan duduk rapi sambil mendengarkan katekese dan berdoa; di ujung lorong ada patung Maria. “Untuk menuju Bunda Maria tidak melalui jalan berbelok-belok, tetapi lurus dan sampai” katanya.
Para devosan pada awalnya dari para anggota legioner di Paroki Santo Andreas Tidar, dan Paroki Katedral Malang yang domisilinya tidak jauh dari Biara Montfortan.
Pada pertemuan kedua penulis melihat jumlah devosan semakin bertambah banyak, juga datang dari Paroki Santo Albertus de Trappani Blimbing.
“sampai jumpa lagi pada Sabtu Pertama bulan Juni mendatang, Ave Maria,” seru Pastor Goris SMM.