Sebagian besar pasangan warga Katolik di Amerika Serikat terutama di wilayah Paroki St. Eugene Carolina Utara, Amerika Serikat yang hendak menikah sudah mempunyai anak terlebih dahulu sebelum secara resmi disahkan oleh Gereja.
“Walau mereka sangat katolik, saya bisa yakin bahwa 90 persen umat yang saya tangani itu beranak pinak dahulu sebelum mereka menikah secara resmi di gereja,” ujar Romo Yohanes Teguh Raharjo CICM sang pastor paroki.
Mereka bisa mempunyai tiga atau empat anak terlebih dahulu. Bahkan sudah hidup bersama selama sepuluh tahun baru menikah resmi di gereja dan mengurus pernikahannya secara sipil, kata John, sapaan akrab pastor asal Yogyakarta ini.
Untuk mengatasi ini, pihak gereja sendiri, menurut John sudah menyiapkan program-program yang berbeda dengan program persiapan perkawinan yang biasanya ditujukan untuk mereka yang belum menikah sama sekali.
“Kan lain orang yang sudah menikah sepuluh tahun, baru kemudian menikah gereja. Diskusi dan omongannya pasti berbeda dibanding dengan pasangan baru yang masih perjaka dan gadis. Maka di Amerika banyak dikembangkan pastoral keluarga berupa kelompok-kelompok syering pendampingan keluarga.”
Sayang, program-program ini banyak yang menggunakan Bahasa Inggris, padahal kata John yang sudah lebih sembilan tahun mengabdi di Amerika ini, kebanyakan dari jemaat ini adalah orang-orang berbahasa Spanyol. “Karena itu, kita harus pinter-pinter menyisiasati agar mereka juga bisa kita dampingi dengan baik.”